







Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi
perubahan iklim (Climate Change) yang bertujuan untuk menangkap emisi karbon
dioksida (CO?) dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan industri berat
kemudian dibawa dan disimpan dengan aman pada formasi geologi bawah
permukaan dalam jangka panjang. Implementasi CCS sangat bergantung pada
karakteristik geologi struktur bawah permukaan, termasuk litologi, porositas,
permeabilitas dan fluida untuk memastikan kapasitas dan keamanan penyimpanan
CO?. Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan metode gravity dan
seismic untuk karakterisasi formasi penyimpanan, namum metode-metode tersebut
memiliki keterbatasan untuk penetrasi kedalaman dan mendeteksi kontras
resistivitas dari perubahan saturasi fluida setelah di injeksi CO2. Oleh karena itu,
penelitian ini mengunakan metode magnetotellurik (MT) yang memiliki
keunggulan sebagai salah satu metode elektromagnetik yang mampu menjangkau
kedalaman hingga beberapa kilometer dibawah permukaan dan sensitif terhadap
variasi struktur akibat perubahan saturasi fluida dalam batuan berdasarkan sebaran
resistivitas. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dimensionalitas data MT
untuk pada model reservoir CCS di Indonesia. Analisa dimensionalitas dilakukan
dengan menghitung nilai parameter tensor impedansi seperti tensor fasa, tipper,
nilai skewness dan arah strike untuk mendeteksi kompleksitas struktur bawah
permukaan akibat injeksi CO2. Perubahan resistivitas akibat injeksi CO? dihitung
menggunakan persamaan Archie yang dimodifikasi, dengan mempertimbangkan
kondisi superkritis CO? pada kedalaman lebih dari 800 meter. Hasil pengujian
menunjukkan bawah metode MT terbukti efektif dalam mengidentifikasi lokasi
penyimpan karbon dan sensitif terhadap variasi resistivitas dengan perubahan
saturasi fluida, termasuk gas CO2 yang diinjeksi dan kompleksitas antara struktur
geologi 1D, 2D, dan 3D dalam model penyimpanan CCS.