ABSTRAK Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pariwisata merupakan salah satu penggerak utama dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan yang
memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya. Kabupaten Aceh Singkil dan
Kabupaten Simeulue di Provinsi Aceh memiliki potensi besar dalam
pengembangan wisata bahari, ekowisata, dan budaya. Namun demikian, kedua
wilayah ini masih menghadapi tantangan dalam aspek pengelolaan, infrastruktur,
serta rendahnya daya saing destinasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat daya saing sektor pariwisata
di Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue sebagai dasar usulan
pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Singkil–Simeulue,
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Aceh No. 06 Tahun 2022
tentang Rencana Pembangunan Aceh 2022–2026.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
Competitiveness Monitor, yang mencakup delapan indikator utama dan
diselaraskan dengan pendekatan Travel and Tourism Development Index (TTDI),
serta variabel relevan dari PP No. 40 Tahun 2021 mengenai KEK. Data yang
digunakan bersifat sekunder dan dianalisis secara komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simeulue unggul pada indikator
keterbukaan, SDM, dan lingkungan, sementara Aceh Singkil lebih menonjol pada
kemajuan teknologi dan lingkungan. Kedua kabupaten sama-sama lemah pada
aspek infrastruktur dan pengembangan sosial. Secara umum, keduanya memiliki
daya saing pariwisata yang cukup berdaya saing.
Rekomendasi diarahkan pada penguatan kapasitas SDM, digitalisasi sektor
pariwisata, dan pembangunan infrastruktur terpadu. Strategi ini diharapkan dapat
memperkuat posisi daya saing dan mempercepat realisasi KEK Pariwisata
Singkil–Simeulue.
Perpustakaan Digital ITB