digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Arief Fadhillah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pariwisata merupakan salah satu penggerak utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya. Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue di Provinsi Aceh memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata bahari, ekowisata, dan budaya. Namun demikian, kedua wilayah ini masih menghadapi tantangan dalam aspek pengelolaan, infrastruktur, serta rendahnya daya saing destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat daya saing sektor pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue sebagai dasar usulan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Singkil–Simeulue, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Aceh No. 06 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Aceh 2022–2026. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Competitiveness Monitor, yang mencakup delapan indikator utama dan diselaraskan dengan pendekatan Travel and Tourism Development Index (TTDI), serta variabel relevan dari PP No. 40 Tahun 2021 mengenai KEK. Data yang digunakan bersifat sekunder dan dianalisis secara komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simeulue unggul pada indikator keterbukaan, SDM, dan lingkungan, sementara Aceh Singkil lebih menonjol pada kemajuan teknologi dan lingkungan. Kedua kabupaten sama-sama lemah pada aspek infrastruktur dan pengembangan sosial. Secara umum, keduanya memiliki daya saing pariwisata yang cukup berdaya saing. Rekomendasi diarahkan pada penguatan kapasitas SDM, digitalisasi sektor pariwisata, dan pembangunan infrastruktur terpadu. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi daya saing dan mempercepat realisasi KEK Pariwisata Singkil–Simeulue.