digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ilham Ghufroni
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Inflasi adalah periode ekspansi alam semesta yang dipercepat secara eksponensial pada masa awal. Inflasi memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah dalam model kosmologi standar, yaitu masalah horizon dan kedataran. Inflasi terjadi pada selang waktu yang singkat dan berhenti ketika mencapai kondisi ? = 1 dan ? = 1. Dengan demikian, model inflasi yang baik harus memiliki sistem yang membuat inflasi berakhir. Model inflasi hybrid, yaitu model inflasi yang menggabungkan medan inflaton (?) dengan medan waterfall atau sekunder (?), sering dibahas dan dikaji karena kemampuannya terkait dengan teori supersimetri (SUSY) yang dapat memberikan mekanisme penghentian inflasi yang lebih alami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan empat varian model inflasi hybrid, yaitu valley, inverted, smooth, dan mutated, berdasarkan nilai indeks spektrum skalar ns dan rasio tensor-skalar r, serta mengevaluasi kemungkinan masing-masing model memenuhi syarat berhentinya inflasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa model inflasi inverted hybrid menghasilkan nilai ns yang sesuai dengan hasil pengamatan satelit Planck, dengan kondisi minimal dari nilai N. Namun, dari semua model inflasi hybrid tidak ada yang berhasil mencapai kondisi akhir inflasi. Hasil ini menunjukkan perlunya pengembangan model inflasi lebih lanjut.