digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - ANANDIA MUTHIA AZRA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada area penambangan terbuka, stabilitas lereng merupakan faktor krusial yang harus dikelola dengan baik. Longsoran pada tambang terbuka dapat menyebabkan terbuangnya bijih yang ekonomis sehingga berpotensi merugikan perusahaan secara finansial. Longsor terjadi ketika nilai kuat geser tanah menurun karena peningkatan tekanan pori pada lapisan tanah dan kehadiran mineral lempung yang bersifat mengembang-menyusut (swellingshrinkage). Longsoran pada Pit X terjadi pada zona lempung yang mengalami rembesan air pada muka lereng. Dalam memberikan rekomendasi perbaikan lereng, perlu dilakukan analisis balik untuk mengetahui nilai parameter kuat geser aktual, yaitu kohesi dan sudut geser dalam sesaat ketika longsor. Hasil analisis balik menunjukkan nilai kohesi sebesar 18,99 kPa dan sudut geser dalam sebesar 32,33°. Longsoran terjadi pada bagian dengan zona lempung paling tebal dan faktor keamanan semakin besar pada penampang dengan menipisnya zona lempung. Zona lempung kemudian ditinjau komposisinya berdasarkan data XRD (X-ray diffraction). Zona lempung tersusun atas 71% mineral lempung, dengan kaolinit sebesar 43,2%, ilit sebesar 17,73%, dan montmorillonit sebesar 10,07%. Kehadiran montmorillonit yang cukup tinggi mengakibatkan terjadinya swelling pada tanah yang memicu penurunan kuat geser tanah. Perbaikan lereng dilakukan dengan mempertimbangkan analisis kestabilan lereng tunggal dan lereng keseluruhan. Rekomendasi lereng keseluruhan harus memiliki sudut yang lebih landai dibandingkan dengan kondisi lereng keseluruhan sebelum terjadi longsoran. Berdasarkan simulasi geometri dan variasi muka air tanah, didapatkan rekomendasi lereng tunggal dengan tinggi bench 4 meter dan sudut bench 45°. Rekomendasi sudut lereng keseluruhan sebesar 26°.