Abstrak - ANANDIA MUTHIA AZRA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada area penambangan terbuka, stabilitas lereng merupakan faktor krusial
yang harus dikelola dengan baik. Longsoran pada tambang terbuka dapat
menyebabkan terbuangnya bijih yang ekonomis sehingga berpotensi
merugikan perusahaan secara finansial. Longsor terjadi ketika nilai kuat geser
tanah menurun karena peningkatan tekanan pori pada lapisan tanah dan
kehadiran mineral lempung yang bersifat mengembang-menyusut (swellingshrinkage).
Longsoran pada Pit X terjadi pada zona lempung yang mengalami
rembesan air pada muka lereng. Dalam memberikan rekomendasi perbaikan
lereng, perlu dilakukan analisis balik untuk mengetahui nilai parameter kuat
geser aktual, yaitu kohesi dan sudut geser dalam sesaat ketika longsor. Hasil
analisis balik menunjukkan nilai kohesi sebesar 18,99 kPa dan sudut geser
dalam sebesar 32,33°. Longsoran terjadi pada bagian dengan zona lempung
paling tebal dan faktor keamanan semakin besar pada penampang dengan
menipisnya zona lempung. Zona lempung kemudian ditinjau komposisinya
berdasarkan data XRD (X-ray diffraction). Zona lempung tersusun atas 71%
mineral lempung, dengan kaolinit sebesar 43,2%, ilit sebesar 17,73%, dan
montmorillonit sebesar 10,07%. Kehadiran montmorillonit yang cukup tinggi
mengakibatkan terjadinya swelling pada tanah yang memicu penurunan kuat
geser tanah. Perbaikan lereng dilakukan dengan mempertimbangkan analisis
kestabilan lereng tunggal dan lereng keseluruhan. Rekomendasi lereng
keseluruhan harus memiliki sudut yang lebih landai dibandingkan dengan
kondisi lereng keseluruhan sebelum terjadi longsoran. Berdasarkan simulasi
geometri dan variasi muka air tanah, didapatkan rekomendasi lereng tunggal
dengan tinggi bench 4 meter dan sudut bench 45°. Rekomendasi sudut lereng
keseluruhan sebesar 26°.
Perpustakaan Digital ITB