digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DAVINA SENJAYA
PUBLIC Open In Flipbook Latifa Noor

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
EMBARGO  2028-07-29 

DAVINA SENJAYA
PUBLIC Open In Flipbook Latifa Noor

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Di antara berbagai jenis flora yang tumbuh di Indonesia, famili Apocynaceae, khususnya genus Kopsia merupakan salah satu genus yang menghasilkan senyawa alkaloid indol monoterpen. Turunan dari senyawa tersebut memiliki aktivitas biologis yang beragam, seperti antikanker, antidiabetes, analgesik, antiinflamasi, antispasmodik, antimikroba, dan aktivitas kardiovaskular. Sebagai contoh, senyawa valparisin dari kulit batang K. arborea memiliki aktivitas antikanker dan senyawa leukonolam dari batang K. teoi memiliki aktivitas antidiabetes. Salah satu spesies Kopsia yang tumbuh di Indonesia, Kebun Raya Bogor adalah Kopsia flavida. Pada pengobatan tradisional, jaringan batang dari tumbuhan ini digunakan untuk mengobati anemia dan jaringan daunnya dijadikan obat radang tenggorokan. Kajian fitokimia terhadap K. flavida, masih terbatas pada tumbuhan yang ada di Malaysia. Senyawa yang berhasil diperoleh dan dilaporkan sebelumnya merupakan senyawa golongan indol monoterpen dengan kerangka aspidosperma. Namun demikian, hingga kini belum ada kajian yang melaporkan mengenai isolasi alkaloid, pengujian sitotoksik, dan pengujian antidiabetes terhadap senyawa alkaloid dari K. flavida yang tumbuh di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemisahan, pemurnian, serta penentuan struktur senyawa alkaloid jaringan daun K. flavida yang berasal dari Kebun Raya Bogor. Senyawa hasil isolasi kemudian diuji bioaktivitasnya terhadap sel kanker payudara MCF-7 serta uji antidiabetes terhadap ?-glukosidase. Ekstraksi serbuk daun K. flavida menggunakan metanol, dan penguapan pelarutnya pada vakum, menghasilkan ekstrak metanol. Terhadap ekstrak metanol dilakukan ektraksi asam basa menggunakan larutan asam asetat 10%, dan larutan NH4OH 25%, dan dipartisi dengan EtOAc, sehingga diperoleh alkaloid total. Pemisahan alkaloid total dengan teknik kromatografi kolom gravitasi dan kromatografi radial berhasil memisahkan tiga senyawa murni. Karakterisasi struktur senyawa dilakukan dengan menggunakan spektroskopi NMR dan penentuan stereokimia dari senyawa dilakukan dengan menggunakan data putaran optik dan spektrum electronic circular dichroism (ECD). Ketiga senyawa selanjutnya berhasil diidentifikasi sebagai alkaloid indol monoterpen tipe aspidosperma yaitu frutikosamin, 12-metoksipleiokarpin, dan N-metoksikarbonil-11,12-metilendioksi-?14,15-kopsinalin. Senyawa tersebut untuk pertama kali dilaporkan dari K. flavida, namun telah dilaporkan dari spesies lain dalam genus Kopsia. Hasil uji sitotoksik senyawa hasil isolasi terhadap sel kanker payudara MCF-7 menunjukkan bahwa N-metoksikarbonil-11,12- metilendioksi-?14,15-kopsinalin memiliki aktivitas yang sangat kuat untuk menginhibisi sel MCF-7 dengan nilai IC50 43,40 ?g/mL. Selain itu, ekstrak alkaloid total dan senyawa 12-metoksipleiokarpin memperlihatkan aktivitas inhibisi yang kuat dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 86,28 ?g/mL dan 80,36 ?g/mL, sedangkan senyawa frutikosamin memiliki aktivitas yang moderat dengan nilai IC50 117,31 ?g/mL. Selanjutnya, uji aktivitas antidiabetes ekstrak metanol, ekstrak alkaloid dan ketiga senyawa hasil isolasi terhadap ?-glukosidase menunjukkan bahwa baik ekstrak daun maupun ekstrak alkaloid memiliki aktivitas inhibisi yang lemah terhadap maltase dan sukrase.