Perpustakaan Digital ITB

Ektoin merupakan metabolit kompatibel yang biasa digunakan sebagai bahan aktif dalam formulasi produk farmasi dan kosmetika. Produksi ektoin secara heterolog merupakan pendekatan yang umum digunakan untuk meningkatkan perolehannya secara efisien. Pada penelitian sebelumnya, produksi ektoin secara heterolog dilakukan dengan men-transformasi-kan gen EctABC dari Virgibacillus salarius ke dalam host ekspresi E. coli BL21 (DE3) T3. Pada penelitian ini, dievaluasi penggunaan medium M9 termodifikasi sebagai alternatif yang lebih ekonomis dengan komposisi HFCS-55, NH4Cl, KH2PO4, Na2HPO4, NaCl, CaCl2, MgSO4, thiamine-HCl, dan kloramfenikol berturut-turut sebesar 4; 1; 6; 3; 0,5; 0,0147; 0,2408; 0,001 dan 0,00005 g/L. Selain itu, dilakukan optimasi parameter fisis untuk menentukan kondisi operasi perolehan ektoin optimum menggunakan pendekatan Response Surface Methodology (RSM) desain Box-Behnken. Faktor optimasi yang digunakan adalah pH awal dan laju aerasi pada rentang 6 – 8 dan 0,5 – 1,5 vvm serta temperatur yang di-hold pada 31,5°C, dengan respons berupa biomassa maksimum; serta profil laju pertumbuhan dan Yx/s setelah induksi. Kultur hasil optimasi ditimbang pelet keringnya, dan supernatannya dianalisis menggunakan HPLC sehingga didapatkan konsentrasi kandungan ektoin. Hasil optimasi respons biomassa maksimum menunjukkan bahwa titik optimum dari variasi faktor aerasi dan pH berada pada kisaran nilai >1,4 vvm dan 6,8 – 7,3 dengan nilai prediksi 0,8589 g/L. Pada respons laju pertumbuhan dan Yx/s setelah induksi, titik optimum dari variasi faktor aerasi berada pada rentang <1,1 dan <1 vvm dengan variasi faktor pH sebesar 6 – 7,7 dan 6 – 7 dengan nilai prediksi 0,1248/jam dan 0,3906. Hasil validasi menunjukkan bahwa didapatkan nilai biomassa maksimum, laju pertumbuhan dan Yx/s setelah induksi sebesar 0,8530±0,1275 g/L; 0,0809±0,028/jam dan 0,172±0,0632. Perolehan ektoin hasil validasi dikonfirmasi dengan AUC sebesar 1.388.895 pada waktu retensi 4,211 menit.