ABSTRAK_ Revaldi Fathna Wikana [13319009]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem penentu lokasi merupakan komponen penting dalam navigasi Mobile Robot
(MR), terutama di lingkungan tertutup di mana teknologi Global Navigation
Satellite System (GNSS) tidak dapat diandalkan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji performa sistem penentu lokasi berbasis sensor Light Detection and
Ranging (LiDAR) dengan menggunakan dua pendekatan algoritma, yaitu Hector
Simultaneous Localization and Mapping (Hector SLAM) dan Adaptive Monte
Carlo Localization (AMCL). Kedua algoritma diimplementasikan pada platform
Robot Operating System (ROS) dengan menggunakan data pemindaian dari sensor
RPLiDAR A1M8. Selain itu, algoritma Range Flow-based 2D Odometry (RF2O)
digunakan sebagai odometri tambahan untuk mendukung AMCL. Hasil estimasi
pose berupa posisi (????, ????) dan orientasi (????) dari masing-masing algoritma
dibandingkan terhadap data referensi dari sistem Indoor Positioning System (IPS).
Pengujian dilakukan dalam tiga skenario lintasan robot: bergerak lurus, berbelok ke
kanan, dan berbelok ke kiri. Evaluasi dilakukan berdasarkan nilai Root Mean
Squared Error (RMSE) dan Mean Absolute Error (MAE) terhadap referensi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hector SLAM memiliki rata-rata kesalahan
posisi 0,147 m (RMSE) dan 0,142 m (MAE), sedangkan AMCL mencapai 0,623 m
(RMSE) dan 0,397 m (MAE). Untuk orientasi, Hector SLAM mencatat kesalahan
0,362 rad (RMSE) dan 0,189 rad (MAE), sementara AMCL memiliki 0,333 rad
(RMSE) dan 0,184 rad (MAE). Analisis komparatif memperlihatkan bahwa Hector
SLAM mampu menghasilkan estimasi posisi yang presisi namun kurang akurat
akibat adanya offset sistematis pada sumbu ???? negatif. Sebaliknya, AMCL rentan
mengalami akumulasi kesalahan besar pada lintasan berbelok karena penurunan
belief partikel dan keterbatasan odometri RF2O.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa Hector SLAM lebih andal
untuk penentuan lokasi MR di lingkungan tertutup dengan lintasan kompleks,
sedangkan AMCL membutuhkan optimasi lanjutan agar kinerjanya stabil pada
manuver berbelok.
Perpustakaan Digital ITB