Penelitian ini menganalisis secara longitudinal dinamika Komunitas 1000 Kebun
sebagai organisasi Alternative Food Network (AFN) di Kota Bandung sepanjang
periode 2014–2025. Dilatarbelakangi oleh urgensi ketahanan pangan perkotaan di
tengah urbanisasi masif dan ketergantungan impor, serta studi tentang AFN yang
bersifat statis belum ada yang melakukannya secara longitudinal studi ini bertujuan
mengidentifikasi dinamika Komunitas 1000 Kebun sebagai AFN dalam rentang
waktu 2014–2025. Menggunakan pendekatan mixed-methods dengan analisis
konten kualitatif dan Social Network Analysis (SNA) pada data primer (wawancara
mendalam, observasi) serta sekunder (dokumen komunitas, media sosial),
penelitian ini berhasil mengisi kesenjangan literatur AFN yang cenderung statis.
Temuan studi mengidentifikasi empat fase transformasi: (1) Kemunculan &
Struktur Organik Informal (2014–2017), ditandai respons grassroots dan fondasi
berbasis paguyuban; (2) Institusionalisasi Awal & Pembentukan Unit Usaha (2018–
2019), yaitu pelembagaan tata kelola dan penguatan kolaborasi multi-pihak melalui
Warung Sehat 1000 Kebun; (3) Disrupsi & Fragmentasi (2020–2021), dipicu
pandemi dan konflik internal yang menyebabkan dualisme kepemimpinan dan
stagnasi; serta (4) Transisi & Kelahiran Entitas Baru (2022–2025), di tengah krisis
ini dorongan spiritual dan nilai kolektif berperan sebagai perekat komunitas, berupa
reorganisasi strategis dan profesionalisasi yang melahirkan Seni Tani.
Dinamika peran dan pola interaksi jejaring aktor menunjukkan pergeseran dari
kepemimpinan informal dan relasi organik pada fase awal, menuju tata kelola
profesional dan kolaborasi multi-pihak (Quadruple Helix) pada fase selanjutnya.
Analisis sentralitas jejaring memperlihatkan Komunitas 1000 Kebun sebagai
simpul dominan di fase awal dan institusionalisasi, namun mengalami penurunan
sentralitas pada fase disrupsi akibat konflik. Posisi sentral kemudian bergeser ke
Seni Tani dan aktor-aktor eksternal (Akatiga, DKPP) yang berperan sebagai pemicu
inovasi dan jembatan strategis, menguatkan jejaring yang lebih adaptif dan resilien.
Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa transformasi AFN tidak
bersifat linier, melainkan adaptif dan siklikal. Krisis dan konflik internal tidak
selalu berujung pada kemunduran, melainkan dapat menjadi pemicu regenerasi danii
inovasi tata kelola, dengan dorongan spiritual dan nilai-nilai komunitas yang
mendalam menjadi fondasi ketahanan internal yang membedakan Komunitas 1000
Kebun dari komunitas lain. Studi ini memperkaya pemahaman teoritis AFN dan
memberikan panduan strategis bagi pengembangan AFN yang berkelanjutan dan
inklusif di Indonesia, menyoroti pentingnya faktor internal berbasis spiritualitas dan
nilai komunal dalam menjaga keberlangsungan organisasi di tengah tekanan
eksternal dan internal.
Perpustakaan Digital ITB