digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini menganalisis secara longitudinal dinamika Komunitas 1000 Kebun sebagai organisasi Alternative Food Network (AFN) di Kota Bandung sepanjang periode 2014–2025. Dilatarbelakangi oleh urgensi ketahanan pangan perkotaan di tengah urbanisasi masif dan ketergantungan impor, serta studi tentang AFN yang bersifat statis belum ada yang melakukannya secara longitudinal studi ini bertujuan mengidentifikasi dinamika Komunitas 1000 Kebun sebagai AFN dalam rentang waktu 2014–2025. Menggunakan pendekatan mixed-methods dengan analisis konten kualitatif dan Social Network Analysis (SNA) pada data primer (wawancara mendalam, observasi) serta sekunder (dokumen komunitas, media sosial), penelitian ini berhasil mengisi kesenjangan literatur AFN yang cenderung statis. Temuan studi mengidentifikasi empat fase transformasi: (1) Kemunculan & Struktur Organik Informal (2014–2017), ditandai respons grassroots dan fondasi berbasis paguyuban; (2) Institusionalisasi Awal & Pembentukan Unit Usaha (2018– 2019), yaitu pelembagaan tata kelola dan penguatan kolaborasi multi-pihak melalui Warung Sehat 1000 Kebun; (3) Disrupsi & Fragmentasi (2020–2021), dipicu pandemi dan konflik internal yang menyebabkan dualisme kepemimpinan dan stagnasi; serta (4) Transisi & Kelahiran Entitas Baru (2022–2025), di tengah krisis ini dorongan spiritual dan nilai kolektif berperan sebagai perekat komunitas, berupa reorganisasi strategis dan profesionalisasi yang melahirkan Seni Tani. Dinamika peran dan pola interaksi jejaring aktor menunjukkan pergeseran dari kepemimpinan informal dan relasi organik pada fase awal, menuju tata kelola profesional dan kolaborasi multi-pihak (Quadruple Helix) pada fase selanjutnya. Analisis sentralitas jejaring memperlihatkan Komunitas 1000 Kebun sebagai simpul dominan di fase awal dan institusionalisasi, namun mengalami penurunan sentralitas pada fase disrupsi akibat konflik. Posisi sentral kemudian bergeser ke Seni Tani dan aktor-aktor eksternal (Akatiga, DKPP) yang berperan sebagai pemicu inovasi dan jembatan strategis, menguatkan jejaring yang lebih adaptif dan resilien. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa transformasi AFN tidak bersifat linier, melainkan adaptif dan siklikal. Krisis dan konflik internal tidak selalu berujung pada kemunduran, melainkan dapat menjadi pemicu regenerasi danii inovasi tata kelola, dengan dorongan spiritual dan nilai-nilai komunitas yang mendalam menjadi fondasi ketahanan internal yang membedakan Komunitas 1000 Kebun dari komunitas lain. Studi ini memperkaya pemahaman teoritis AFN dan memberikan panduan strategis bagi pengembangan AFN yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia, menyoroti pentingnya faktor internal berbasis spiritualitas dan nilai komunal dalam menjaga keberlangsungan organisasi di tengah tekanan eksternal dan internal.