digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Jawa merupakan wilayah dengan intensitas kejadian bencana tertinggi di Indonesia, baik dari aspek frekuensi maupun tingkat kerugian yang ditimbulkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor geologi, iklim tropis, serta tekanan pembangunan dan kepadatan penduduk yang tinggi. Berbagai jenis bencana seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan letusan gunung api tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga berimplikasi terhadap ketahanan fiskal daerah dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besarnya beban risiko fiskal yang ditanggung oleh masing-masing kabupaten/kota di Pulau Jawa, serta menganalisis hubungan antara potensi kerugian akibat bencana dengan kapasitas anggaran daerah melalui pendekatan statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemodelan probabilistik risiko bencana berbasis data bahaya (hazard), eksposur (exposure), dan kerentanan (vulnerability) yang disesuaikan untuk dua jenis eksposur bangunan, yaitu fasilitas pendidikan dan kesehatan. Nilai kerugian rata-rata tahunan yang dihasilkan yang dihasilkan kemudian dianalisis terhadap data anggaran daerah dari 119 kabupaten/kota di Pulau Jawa tahun 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Pulau Jawa tergolong dalam kelas risiko fiskal sedang. Namun, terdapat ketidaksesuaian antara hasil klasifikasi dan intensitas risiko spasial berdasarkan peta heatmap. Beberapa wilayah yang secara klasifikasi berada di kelas sedang justru menunjukkan tingkat tekanan fiskal yang tinggi secara spasial, ditunjukkan oleh nilai rasio kerugian rata-rata tahunan terhadap kapasitas fiskal yang menonjol. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas fiskal tidak selalu sebanding dengan potensi risiko yang dihadapi, sehingga diperlukan intervensi fiskal yang lebih adaptif, terutama bagi daerah dengan kapasitas fiskal terbatas namun tingkat ancaman bencana yang tinggi.