Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemodelan transformasi Kadaster 3D
dalam rangka sertipikasi ruang bawah dan atas tanah di lingkup Badan Pertanahan
Nasional (BPN) dan Indonesia. Perkembangan pembangunan telah mengakibatkan
berkurangnya ketersediaan lahan dan perubahan pola pemanfaatan lahan dari
horizontal menjadi vertikal. Dalam konteks ini, kebutuhan akan pemetaan dan
pendaftaran tanah dalam tiga dimensi (3D) menjadi semakin penting. Konsep
Kadaster 3D telah berkembang selama satu dekade terakhir dan kesadaran
internasional akan pentingnya konsep ini semakin meningkat. Konsep ini
menekankan pentingnya pendaftaran hak dan batasan tidak hanya pada persil tanah,
tetapi juga pada unit properti tiga dimensi. Sistem Kadaster 2D yang masih
digunakan di Indonesia dan beberapa negara lainnya terbatas dalam
menggambarkan bangunan bertingkat, di mana unit kepemilikan dapat bertumpuk
dalam satu persil yang sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif untuk memodelkan faktor-faktor transformasi data pertanahan persil
menuju keruangan. Strategi pembenahan bidang tanah 2D menjadi bidang tanah
berbasis Kadaster 3D juga disusun. Integrasi data persil 2D dengan data 3D
dilakukan dalam pemodelan Kadaster 3D. Metodologi yang digunakan melibatkan
analisis data spasial, pemodelan data, dan validasi menggunakan studi kasus di
beberapa wilayah di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu geodesi dalam optimalisasi pendaftaran
tanah 3D. Implementasi Kadaster 3D akan memberikan informasi yang lebih akurat
dalam memahami dan menginterpretasi peta serta kemampuan menampilkan
bentuk bangunan fisik secara realistis. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat dimanfaatkan oleh BPN dalam upaya mewujudkan mekanisme pendaftaran
tanah menjadi pendaftaran ruang dengan hak dan batasan yang jelas.
Perpustakaan Digital ITB