Transisi menuju energi bersih mendorong pengembangan teknologi pembangkit
listrik yang efisien dan ramah lingkungan. Salah satu teknologi inovatif yang
memiliki potensi besar adalah sistem Light-Integrated Gasification Fuel Cell (LIGFC),
yang menggabungkan proses gasifikasi bahan bakar padat dengan sel bahan
bakar oksida padat (Solid Oxide Fuel Cell/SOFC) dalam satu sistem terintegrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi kandungan biomassa
dalam campuran batubara serta pengaruh perubahan nilai Fuel Utilization Factor
(Uf) terhadap efisiensi dan kinerja sistem pembangkit listrik L-IGFC. Pemodelan
sistem dilakukan menggunakan perangkat lunak Aspen PlusTM V14 dengan bahan
bakar campuran batubara dan biomassa (hingga 10% massa), serta pengaturan Uf
pada 80%, 85%, dan 90%. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan
kandungan biomassa mampu meningkatkan efisiensi sistem hingga mencapai
69.1% pada campuran 10% biomassa dengan Uf 80%, akibat meningkatnya
kandungan hidrogen dan senyawa volatil dalam syngas hasil gasifikasi. Sebaliknya,
peningkatan nilai Uf di atas 85% menyebabkan penurunan efisiensi sistem karena
meningkatnya kehilangan tegangan akibat polarisasi konsentrasi, terutama pada
densitas arus tinggi. Berdasarkan evaluasi performa tegangan sel dan kurva
polarisasi, titik operasi optimum sistem L-IGFC berada pada kandungan biomassa
10% dan Uf sebesar 80%. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan biomassa
dalam sistem L-IGFC tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mendukung
pengurangan emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar padat.
Perpustakaan Digital ITB