digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Samsul Hadi
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Penelitian ini menganalisis perubahan curah hujan, debit masuk (inflow), dan produksi listrik di PLTA Mrica dengan menggunakan data historis (1985–2014) dari CHIRPS (Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station data) serta lima model iklim global (GCM) dalam kerangka CMIP6. Proyeksi iklim masa depan disusun berdasarkan skenario SSP5-8.5 (Shared Socioeconomic Pathway 5), yang merepresentasikan jalur emisi tertinggi. Skenario ini digunakan untuk menilai dampak maksimum perubahan iklim terhadap keandalan pembangkit listrik tenaga air pada periode 2021–2100 (IPCC, 2021). Proyeksi curah hujan resolusi tinggi diperoleh melalui metode statistical downscaling berbasis delta, yang menerapkan anomali tetap antara kondisi masa depan dan historis pada data observasi. Metode ini lebih efisien secara komputasi dibandingkan pendekatan dinamis, dan lazim digunakan dalam studi dampak jangka panjang (Wilby.,dkk 1997; IPCC., 2021). Hasil menunjukkan peningkatan curah hujan selama musim hujan, terutama Januari hingga Maret, yang diproyeksikan naik hingga +2,5 mm/hari atau sekitar 30–40% dibandingkan nilai historis. Sebaliknya, musim kemarau (Juni hingga September) diperkirakan mengalami penurunan hingga ?1,5 mm/hari atau 25–40%, bergantung pada periode dan bulan tertentu. Data historis menunjukkan bahwa curah hujan bulanan minimal 100–120 mm dibutuhkan untuk menjaga inflow yang memadai selama musim kemarau. Variabilitas curah hujan seperti keterlambatan musim hujan atau periode kering dapat mengurangi jam operasi turbin dan menurunkan produksi energi. Temuan ini menegaskan pentingnya pemanfaatan proyeksi iklim dalam pengelolaan waduk yang adaptif guna menjaga ketahanan sistem pembangkit terhadap ketidakpastian iklim di masa depan.