EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
EPAFRODITUS KRISTIADI SUSETYO
EMBARGO  2028-11-10 
EMBARGO  2028-11-10 
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Menurut
World Health Organization (WHO), per tanggal 2 Juli 2025 terdapat lebih dari 778
juta kasus COVID-19, dengan lebih dari 6,8 juta kasus terjadi di Indonesia. Infeksi
SARS-CoV-2 dimulai dengan pengikatan receptor-binding domain (RBD) pada
protein spike (S) virus dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2)
pada membran sel. Infeksi dapat dicegah melalui vaksinasi dengan protein RBD
yang dapat menginduksi pembentukan antibodi netralisasi. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa multimerisasi RBD dapat meningkatkan imunogenisitas
vaksin. Salah satu cara pembentukan multimer ini adalah dengan fusi RBD dengan
polipeptida ?-anulus (Bann) dari kapsid tomato bushy stunt virus (TBSV). Protein
Bann-RBD dapat membentuk multimer dan dapat berinteraksi dengan antibodi
monoklonal S1 IgG human. RBD memiliki dua situs glikosilasi, yaitu N331 dan
N343. Glikosilasi N343 berperan penting dalam menjaga konformasi aktif RBD,
sedangkan glikosilasi N331 diperkirakan dapat menyebabkan halangan sterik pada
proses multimerisasi Bann-RBD, sehingga mutasi N331Q dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh glikosilasi N331Q. Tujuan dari penelitian ini adalah
melakukan ekspresi gen pengkode Bann-RBDN331Q dan karakterisasi protein Bann
RBDN331Q. Ekspresi gen pengkode Bann-RBDN331Q pada P. pastoris diinduksi
dengan penambahan metanol 2% selama 72 jam pada 30 °C. Pemekatan protein
dilakukan dengan tangential flow filtration. Pemurnian protein dilakukan dengan
resin agarosa Ni-NTA dan terelusi paling banyak dari resin pada konsentrasi
imidazol 100 mM. Analisis sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel
electrophoresis (SDS-PAGE) terhadap protein murni menunjukkan bahwa Bann
RBDN331Q memiliki massa molekul ~34 kDa. Karakterisasi dengan enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA) menunjukkan bahwa Bann-RBDN331Q yang
dihasilkan dapat berinteraksi dengan antibodi monoklonal S1 IgG human dengan
serapan pada 450 nm sebesar 0,8078 ± 0,0257. Karakterisasi dengan dynamic light
scattering (DLS) menunjukkan bahwa Bann-RBDN331Q dapat membentuk multimer
pada konsentrasi protein 3,5 mM, 1,75 mM, dan 0,875 mM dengan ukuran masing
masing (29,73 ± 9,81) nm, (26,20 ± 8,65) nm, dan (20,58 ± 6,56) nm, secara
berturut-turut. Karakterisasi dengan transmission electron microscopy (TEM)
menunjukkan bahwa protein Bann-RBDN331Q dapat membentuk multimer yang
terlihat sebagai nanopartikel-nanopartikel dengan ukuran dari sekitar 20 nm hingga sekitar 40 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa multimer Bann-RBDN331Q
memiliki ukuran yang lebih kecil daripada multimer Bann-RBD, tetapi memiliki
interaksi dengan antibodi yang lebih rendah dibandingkan dengan multimer Bann
RBD. Oleh karena itu, glikan pada N331 diduga berperan penting dalam interaksi
antara multimer Bann-RBD dengan antibodi, kemungkinan dengan menjaga ukuran
multimer Bann-RBD besar sehingga dapat berinteraksi lebih mudah dengan lebih
banyak antibodi.
Perpustakaan Digital ITB