Permintaan global terhadap bijih nikel laterit terus meningkat seiring pertumbuhan
industri kendaraan listrik dan smelter bijih nikel. Namun, variabilitas kadar nikel
dalam endapan laterit menimbulkan tantangan besar dalam pemenuhan spesifikasi
teknis smelter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komparatif
metode penambangan konvensional dan selective mining pada tambang nikel laterit
di Indonesia, dengan fokus pada probabilitas pemenuhan spesifikasi kadar nikel
minimum untuk kebutuhan smelter bijih nikel, total biaya penambangan, serta
profitabilitas proyek nikel laterit. Karakteristik geologi endapan nikel laterit yang
sangat heterogen, serta keberadaan elemen pengotor seperti rasio SiO?/MgO,
menjadi tantangan utama dalam menjaga konsistensi dan kualitas pasokan bijih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari
wilayah IUP PT XYZ di Pulau Gebe, Maluku Utara. Evaluasi probabilitas pada
metode konvensional dilakukan melalui simulasi Monte Carlo untuk memodelkan
distribusi kadar nikel. Estimasi biaya dilakukan berdasarkan pendekatan berbasis
aktivitas penambangan, sedangkan profitabilitas sesuai dengan kelayakan ekonomi
dianalisis menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan parameter
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period
(PBP).
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode selective mining memiliki
probabilitas pemenuhan kadar Ni ? 1,6% yang lebih tinggi dan risiko penalti
kualitas yang lebih rendah dibandingkan metode konvensional. Meskipun biaya
penambangan selective mining lebih tinggi (USD 21,41/ton) dibandingkan metode
konvensional (USD 20,81/ton), metode selective mining mencatat revenue USD
43,980,000 dan net income ±USD 13,3 juta/tahun, sedangkan metode konvensional
dengan revenue USD 28,920,000 dan net income ±USD 4,4 juta/tahun, metode
selective mining menghasilkan nilai NPV sebesar USD 63,273,311 dan IRR sebesar
24,4% dengan periode pengembalian investasi (PBP) selama 1 tahun 8 bulan.
Sebaliknya, metode konvensional menghasilkan NPV sebesar USD 37,207,819 dan
IRR sebesar 12,57% dengan PBP selama 3 tahun 7 bulan.
Dengan demikian, metode selective mining dinilai lebih unggul secara teknis dan
ekonomis, serta direkomendasikan sebagai strategi penambangan yang lebih
berkelanjutan dan sesuai dalam memenuhi kebutuhan spesifik smelter nikel laterit.
Perpustakaan Digital ITB