Tanah merupakan media penting yang rentan terhadap kontaminasi logam, khususnya di wilayah dengan aktivitas industri tinggi seperti Kabupaten Bandung. Studi ini memetakan dan menganalisis distribusi logam di tanah, mengidentifikasi pola kontaminasi, mengelompokkan wilayah berdasarkan tingkat pencemaran, serta mengevaluasi peran sampel dengan karakteristik unik dalam sebaran tersebut. Sebanyak 96 sampel tanah dari tujuh kecamatan pada tiga kedalaman (10–20 cm, 50–60 cm, dan 90–100 cm) dianalisis terhadap sepuluh unsur logam, yaitu As, Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Hg, Mn, Pb, dan Zn. Pendekatan Analisis Multivariat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis Komponen Utama (AKU) mengidentifikasi bahwa logam seperti As, Cd, Cu, Fe, Mn, dan Zn secara umum menjadi kontributor utama di permukaan dan kedalaman 50–60 cm, dengan konsentrasi dominan di permukiman yang mengindikasikan pengaruh antropogenik. Sementara itu, Pb menunjukkan perilaku terpisah karena mobilitasnya yang rendah, dan Zn dominan geogenik pada kedalaman 90–100 cm. Analisis Klaster (AK) berhasil mengelompokkan wilayah berdasarkan karakteristik logamnya, dengan beberapa sampel membentuk klaster pencilan yang merepresentasikan hotspot kontaminasi, dan keberadaan pencilan ini terbukti memengaruhi kualitas klasterisasi. Pemodelan semivariogram isotropik dan interpolasi ordinary kriging menunjukkan bahwa wilayah dengan konsentrasi logam tinggi tersebar di Pangalengan dan Majalaya. Temuan ini secara keseluruhan mengindikasikan bahwa distribusi logam di tanah Kabupaten Bandung dipengaruhi oleh kombinasi kompleks antara aktivitas manusia dan proses geogenik serta kondisi geologi lokal. Pendekatan multivariat komprehensif ini memberikan kontribusi metodologis penting bagi pemantauan pencemaran lingkungan.
Perpustakaan Digital ITB