Sebagai salah satu produsen utama timah di dunia, Indonesia memiliki potensi besar
untuk menjadi sumber komoditas unsur tanah jarang (rare earth elements). Monasit
merupakan mineral fosfat yang membawa unsur tanah jarang dan umumnya
ditemukan berasosiasi dengan endapan plaser kasiterit, khususnya pada tailing hasil
penambangan timah. Berdasarkan laporan PT Timah Tbk tahun 2023, total monasit
yang berhasil dikumpulkan mencapai 1.424 ton. Monasit memiliki struktur kristal
fosfat yang inert serta stabilitas termal yang tinggi, sehingga memerlukan proses
awal berupa pretreatment atau dekomposisi untuk mengubah struktur REE-PO4
menjadi bentuk oksida. Proses ini penting agar unsur tanah jarang dapat diekstraksi
secara efektif. Dekomposisi tersebut dapat dilakukan melalui dua metode utama,
yaitu perlakuan asam dan perlakuan basa. Kedua metode tersebut menggunakan
reagen kimia berkonsentrasi tinggi, dilakukan pada temperatur tinggi selama
beberapa jam, dan menghasilkan limbah kimia serta radioaktif dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, diperlukan metode alternatif yang lebih ramah lingkungan dan
efisien. Salah satu teknologi yang menjanjikan adalah hydrogen plasma smelting
reduction (HPSR). Teknologi ini berpotensi menghilangkan fosfor dari struktur
monasit secara selektif, sehingga meningkatkan efisiensi proses ekstraksi unsur
tanah jarang sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Serangkaian percobaan defosforisasi terhadap konsentrat monasit menggunakan
teknologi HPSR telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh durasi reduksi
terhadap karakteristik produk yang dihasilkan. Percobaan diawali dengan
karakterisasi awal konsentrat monasit menggunakan metode X-ray diffraction
(XRD), X-ray fluorescence (XRF), dan electron probe microanalysis (EPMA).
Selanjutnya, sebanyak 0,5 gram konsentrat monasit dibentuk menjadi briket,
kemudian dimasukkan ke dalam reaktor HPSR. Percobaan dilakukan dengan laju
alir gas sebesar 5 liter per menit dan rasio gas H2/Ar sebesar 4:1. Durasi reduksi
divariasikan pada waktu 1, 4, 7, dan 15 menit. Setelah proses reduksi selesai,
sampel ditimbang untuk mengetahui kehilangan berat. Sampel hasil reduksi
kemudian dianalisis menggunakan scanning electron microscope–energy
dispersive spectroscopy (SEM–EDS) untuk menentukan komposisi kimia produk
yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penghilangan fosfor meningkat
seiring dengan bertambahnya durasi reduksi. Pada durasi 1 menit, penghilangan
fosfor mencapai 70,62 %, meningkat menjadi 92,69 % pada 4 menit, 95,73 % pada
7 menit, dan mencapai 99,05 % setelah 15 menit. Data ini menunjukkan bahwa
semakin lama durasi reduksi, semakin efektif proses defosforisasi berlangsung.
Peningkatan efisiensi ini mengindikasikan percepatan laju pemecahan fosfat dan
pelepasan fosfor, sehingga menghasilkan oksida tanah jarang yang bebas fosfor
sebagai produk akhir. Dengan demikian, metode HPSR terbukti efektif dalam
menghilangkan fosfor dari konsentrat monasit, serta memiliki potensi besar untuk
dikembangkan sebagai teknologi pemurnian unsur tanah jarang yang efisien dan
ramah lingkungan.
Perpustakaan Digital ITB