Gugus bintang merupakan objek penting dalam memahami proses pembentukan
dan evolusi bintang, serta dinamika galaksi. Di antara jenis gugus tersebut, gugus
ganda—dua gugus bintang yang terikat secara gravitasi—memberikan wawasan
tentang tahap awal pembentukan gugus yang merupakan topik penelitian aktif.
Salah satu skenario pembentukan yang diajukan melibatkan keruntuhan gravitasi
lokal dalam awan gas awal yang memiliki substruktur spasial dan dispersi
kecepatan.
Penelitian ini menyajikan simulasi N-benda untuk memodelkan pembentukan
gugus ganda dengan menggunakan bintang-bintang muda tanpa keberadaan gas
sebagai kondisi awal hingga waktu 50 juta tahun. Simulasi dilakukan
menggunakan perangkat lunak AMUSE dalam dua konfigurasi: sistem terisolasi
dan sistem yang berada di bawah pengaruh potensial gravitasi Bimasakti.
Distribusi awal bintang mengikuti model fraktal 3D yang merepresentasikan
substruktur spasial, dengan variasi nilai rasio virial (? = 0.3, 0.5, dan 0.7). Setiap
sistem dianalisis setiap 5 juta tahun untuk melacak evolusi gugus menggunakan
algoritma k-means dan HDBSCAN. Pemilihan parameter optimal dilakukan
berdasarkan metrik evaluasi seperti Mean Nearest Neighbor Distance (MND),
Silhouette Score, Inertia, dan Gap Statistic.
Perbedaan struktur antara sistem terisolasi dan sistem yang dipengaruhi galaksi
relatif kecil, meskipun sistem terakhir menunjukkan dispersi bintang yang sedikit
lebih besar. Baik algoritma k-means maupun HDBSCAN, dengan penyesuaian
tambahan, mampu mengidentifikasi gugus yang koheren secara spasial. Jumlah
gugus yang terdeteksi serupa di antara kedua metode, meskipun hasilnya sedikit
bervariasi tergantung pada metrik evaluasi yang digunakan.
Menariknya, fraksi sistem hasil merger ditemukan lebih tinggi dibandingkan studi
sebelumnya, sementara sistem biner/multipel lebih jarang muncul. Hal ini
menunjukkan perlunya penyempurnaan definisi klasifikasi gugus. Penelitian ini
menekankan pentingnya pemilihan algoritma dan evaluasi parameter yang tepat
dalam pemodelan dinamika gugus. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi resolusi waktu yang lebih tinggi, skema klasifikasi yang lebih
baik, metode klasterisasi alternatif, serta integrasi evolusi bintang dalam simulasi.
Perpustakaan Digital ITB