digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan eksponensial pada ekosistem startup digitalnya terutama didorong oleh penetrasi internet yang semakin meluas. Hampir semua inkubator dan lembaga pendanaan masih menggunakan evaluasi yang tidak efisien, dan subjektif pada seleksi tahap awal oleh para startup. Tidak adanya indikator yang jelas menyebabkan alokasi sumber daya tidak optimal. Penelitian ini hadir dengan merancang sistem DSS untuk pengambilan keputusan yang berlapis dengan mengintegrasikan dua metode multicriteria decision making (MCDM) yang sudah terbukti secara akademis, Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART). Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan jawaban survey scoring dari 104 responden dan melakukan wawancara mendalam terhadap 10 tokoh kunci yang sangat berperan dan berpengalaman. Dengan data empiris tersebut, studi ini berusaha untuk mengidentifikasi tiga dimensi utama dalam mengevaluasi startup yaitu Potensi Inovasi, Kesiapan Pasar, dan Kelayakan Finansial. Preferensi para pemangku kepentingan selanjutnya diubah menjadi bobot normalisasi melalui AHP dengan kemampuan 53,8% untuk Potensi Inovasi, 29,9% untuk Kesiapan Pasar, dan 16,3% untuk Kelayakan Finansial. Adapun nilai consistency ratio 0,093 menunjukkan bahwa penilaian yang terkumpul itu logis dan koheren terhadap satu sama lain. Bobot tersebut selanjutnya digunakan untuk menerapkan model berbasis SMART untuk menguji berbagai profil startup. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa DSS gabungan dari AHP dan SMART mampu memberikan pemeringkatan sesuai dengan prioritas. Selain itu, model ini juga telah melalui pengujian sensitivitas untuk mengukur ketahanan model tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa integrasi AHP dan SMART pada platform inkubasi digital meningkatkan transparansi, konsistensi, serta efektivitas ujian terhadap evaluasi startup di Indonesia. Penelitian ini secara spesifik menawarkan saran kebijakan kepada inkubator untuk menerapkan kerangka DSS dalam proses seleksi serta menyarankan kebijakan harmonisasi standar pembiayaan dan pendampingan lintas ekosistem. Di sisi lain, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur inovasi di negara ini dari sisi kualitas pengambilan keputusan pada tahapan proses inkubasi startup.