ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
ANGELA DWI PUSPITURASIA
EMBARGO  2028-11-05 
EMBARGO  2028-11-05 
Meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan dan kesadaran lingkungan
mendorong pengembangan biopelumas sebagai alternatif pelumas berbasis
minyak mineral. Pelumas konvensional umumnya berasal dari minyak bumi yang
mengandung senyawa toksik dan tidak mudah terurai, serta sekitar 50–70% di
antaranya dibuang sembarangan ke lingkungan. Biopelumas yang disintesis dari
minyak nabati memiliki sifat biodegradable dan toksisitas rendah, sehingga lebih
ramah lingkungan. Biopelumas dapat disintesis melalui reaksi satu tahap, yaitu
esterifikasi antara asam lemak rantai sedang hingga panjang (C8–C18) dengan
senyawa poliol seperti trimetilolpropana (TMP), neopentil glikol (NPG), atau
pentaeritritol (PET), yang mana reaksi ini sebagai jalur lain dari dua tahap reaksi
transesterifikasi.
Dalam perkembangannya, sintesis biopelumas memanfaatkan lipase sebagai
biokatalis yang ramah lingkungan. Enzim komersil seperti Novozim dan Lipozim
telah terbukti memiliki kemampuan yang baik dalam mengkatalisis reaksi sintesis
biopelumas. Namun, ketergantungan terhadap enzim komersil menjadi kendala
dalam hal biaya dan kemandirian produksi. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi potensi enzim lipase isolat lokal hasil koleksi
Kelompok Keilmuan Biokimia dan Rekayasa Biomolekul ITB sebagai katalis
alternatif dalam sintesis biopelumas.
Penapisan awal ini dilakukan secara in silico terhadap 5 enzim lipase isolat lokal,
yaitu Lk2, Lk3, Lk4, Mnk, dan Ppd, menggunakan metode molecular docking
yang diketahui efektif dan efisien dalam melakukan penyaringan potensi enzim
lipase. Metode ini digunakan untuk mempelajari interaksi antara enzim lipase
isolat lokal dengan substrat asam laurat serta alkohol. Parameter yang dianalisis
meliputi jarak residu katalitik (Ser-His), jarak Ser-O ke karbonil substrat asam
lemak, jarak residu katalitik ke substrat asam lemak dan alkohol yang membentuk
ikatan hidrogen, afinitas pengikatan, serta ukuran kantung katalitik. Parameter ini
merujuk pada karakteristik enzim lipase TLL (Thermomyces lanuginosus lipase)
yang diperoleh dari hasil docking, sebagai enzim komersil yang terbukti berhasil
mengkatalisis sintesis biopelumas. Selain itu, simulasi dinamika molekul dilakukan untuk menganalisis karakteristik
enzim lipase isolat lokal pada lingkungan pelarut oraganik, yaitu aseton dan n
heksana. Dengan parameter yang sama, karakteristik enzim dianalisis setelah
dilakukan protein-ligan docking tehadap struktur 3D protein hasil simulasi. Hasil
analisis ini kemudian dikonfirmasi dengan penentuan aktivitas transesterifikasi
dan esterifikasi dari enzim lipase dalam pelarut organik secara eksperimen.
Kelima enzim lipase isolat lokal diekspresikan dalam bakteri E. coli yang telah
disisipi masing-masing gen pengkode enzim lipase tersebut, lalu dimurnikan
sebagian dengan fraksinasi aseton, dan diuji aktivitasnya.
Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) terhadap hasil sintesis biopelumas
menggunakan substrat asam laurat dan 2,2-dimetil-1,3-propanadiol dengan
enzim komersil TLL menunjukkan noda lain yang diduga adalah produk senyawa
ester dari biopelumas. Sebagai pembanding, berdasarkan studi in silico, enzim Tll
memberikan karakteristik, yaitu memiliki jarak antar residu katalitik Ser-His 2,7
Å; memiliki energi pengikatan dengan susbtrat asam laurat sebesar -4,1 kkal/mol
dengan jarak ikatan hidrogen pada residu katalitik serin 2,6 Å dan histidin 2,9 Å
serta jarak Ser-O ke karbonil asam laurat 3,7 Å; dan memiliki energi pengikatan
dengan substrat poliol sebesar -3,5 untuk 2,2-dimetil-1,3-propanadiol dan
pentaeritritol serta -3,8 untuk substrat trimetilolpropana dengan jarak ikatan
hidrogen sekitar 3,1-3,2 Å terhadap residu Ser91.
Hasil analisis secara in silico memberikan urutan parameter-parameter
berdasarkan prioritasnya secara berturut-turut mulai dari jarak serangan nukleofil
Ser-O ke C karbonil substrat asam lemak yaitu < 3,5 Å, diikuti dengan interaksi
enzim-substrat yang meliputi jarak ikatan hidrogen antara enzim dengan substrat
asam lemak dan alkohol dengan jarak 2,0-3,0 Å, lalu afinitas pengikatan enzim
substrat dengan nilai energi pengikatan negatif, dan yang terakhir adalah jarak
antara residu katalitik Ser-His dengan jarak 2,5 -2,7 Å. Diantara kelima enzim
lipase isolat lokal, enzim Lk2, Lk3, Lk4, dan Mnk memiliki aktivitas
transesterifikasi dan esterifikasi yang baik dengan aktivitas tertinggi dimiliki oleh
enzim Lk2, yaitu sebesar 1,5234 U/mg untuk aktivitas transesterifikasi dan
1,0233 U/mg untuk aktivitas esterifikasi. Hal ini juga sejalan dengan hasil studi
in silico yang memberikan prediksi bahwa enzim Lk2 berpotensi sebagai katalis
untuk sintesis biopelumas. Di samping itu, pelarut organik dapat memberikan
karakteristik yang berbeda pada enzim lipase isolat lokal. Dalam penelitian ini,
jarak Ser-O pada lipase Mnk ke C karbonil asam lemak berubah sebesar 1,5 Å
lebih dekat dalam pelarut n-heksana dibandingkan pelarut aseton yang
dikonfirmasi dengan hasil eksperimen pada penelitian sebelumnya. Sehingga,
meningkatkan potensinya sebagai katalis sintesis biopelumas.
Perpustakaan Digital ITB