ABSTRAK_Yuni Ariefah
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Perubahan iklim yang ditandai oleh peningkatan frekuensi bencana alam, kenaikan permukaan air laut, konsentrasi gas rumah kaca dan suhu permukaan bumi, sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas manusia, dengan aktivitas alami memainkan peran yang jauh lebih kecil. Adapun aktivitas manusia yang memiliki kontribusi terbesar dalam fenomena ini adalah pembakaran bahan fosil, dengan produk batu bara yang paling mendominasi. Dengan demikian Indonesia, sebagai salah satu produsen dan pengekspor batu bara terbesar di dunia, menjadikan negara ini sebagai salah satu penghasil emisi karbon dioksida (CO?) terbesar secara global. Ditambah dengan fakta bahwa pembangkit listrik di Indonesia yang masih didominasi oleh PLTU batu bara, menjadikan batu bara ini sebagai produk strategis nasional. Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan sumber daya terbarukan seperti matahari, angin, air dan panas bumi, ternyata masih sangat minim dalam pemanfaatannya. Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, dengan menyusun roadmap selama beberapa dekade ke depan untuk secara berangsur-angsur mengurangi konsumsi bahan bakar ini dan beralih ke sumber energi terbarukan. Arsitektur dalam hal ini memiliki peran yang sangat besar untuk mendukung tujuan tersebut, mengingat perannya yang besar dalam pembangunan nasional. Urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat pesat di Indonesia membuat permintaan untuk kebutuhan berhuni dan beraktivitas dalam bangunan semakin besar. Bangunan dengan siklus hidupnya yang meliputi fase produksi, konstruksi, operasional dan pembongkaran, memiliki berkontribusi besar dalam meninggalkan jejak karbon (carbon footprint), terutama selama fase operasional. Indonesia sebagai negara beriklim tropis —panas dan lembab—memiliki pola konsumsi energi yang tinggi dalam penggunaan pengondisi udara, terutama di daerah perkotaan. AC konvensional sebagai produk pengondisi udara yang mendominasi pasaran, dihadapkan pada masalah konsumsi energi yang tinggi dan overcooling, oleh karenanya eksplorasi dalam upaya mencapai kenyamanan termal sangat diperlukan. Radiant cooling sebagai salah satu sistem pengondisi udara yang lebih efisien dalam mengonsumsi energi, menggunakan air sebagai media pendingin untuk menyerap panas dari ruangan melalui permukaan dingin, sehingga mendistribusikan suhu yang lebih merata dan nyaman.
Bangunan Net Zero Energy (NZE) sebagai salah satu pendekatan perancangan bertujuan untuk menghasilkan energi sebanyak yang dikonsumsi dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan dan teknologi efisien. Proyek ITB
Innovation Park Teknopolis Bandung bertujuan menjadi bangunan percontohan NZE dengan mengoptimalkan dan mengefisiensikan penggunaan energi, memproduksi energi terbarukan sebanyak yang digunakan, dan memastikan kenyamanan pengguna. Prinsip yang digunakan meliputi manajemen dan audit energi, penggunaan material berkelanjutan, serta teknologi efisien. Perancangan harus memenuhi kriteria optimalisasi dan efisiensi energi melalui desain pasif, efisiensi air, isolasi termal, sistem hemat energi, manajemen energi, dan audit energi. Kriteria produksi energi terbarukan dapat dicapai melalui penilaian terhadap sumber daya lokal potensial, integrasi teknologi dengan desain, dan penyimpanan energi yang efisien. Pada kriteria untuk mencapai kenyamanan penghuni dapat dicapai dipastikan melalui model PMV, indeks PPD, dan kenyamanan adaptif.
Perpustakaan Digital ITB