Indonesia adalah negara tropis dimana kelembaban ambien memiliki kelembaban
relatif yang berfluktuatif antara 50-80% RH. Sel surya berbasis perovskit
menggunakan glovebox untuk mencegah terpaparnya lapisan perovskit pada suhu
dan kelembaban yang ekstrim, namun ini meningkatkan biaya dan kompleksitas
fabrikasi devais yang berbasis perovskit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kelembaban pada performa sel surya yang telah difabrikasi. Struktur sel
surya yang telah difabrikasi menggunakan CsPbBr3 sebagai lapisan absorber, SnO2
sebagai lapisan ETL, FTO sebagai substrat yang dapat tahan suhu tinggi fabrikasi
devais dan lapisan karbon sebagai kontak, tanpa menggunakan HTL. CsPbBr3
merupakan salah satu jenis perovskit yang memiliki struktur ABX3 (A = Cs, MA
dan FA, B = Pb, Sn, dll, X = I, Br dan Cl). CsPbBr3 memiliki daya tahan terhadap
suhu dan kelembaban yang tinggi diakibatkan oleh kation Cs yang tidak mudah
degradasi jika dibandingkan dengan molekul organik seperti MA ataupun FA, anion
Br menggantikan anion I, karena ikatan Pb-Br jauh lebih susah terputusnya jika
dibandingkan dengan Pb-I. CsPbBr3 menjadi kandidat yang jauh lebih stabil jika
dibandingkan dengan MAPbI3 atau FAPbI3 yang menjadi bahan pokok penelitian.
SnO2 digunakan sebagai ETL dalam penelitian ini, karena suhu annealing yang
lebih rendah hanya 200°C. Proses fabrikasi sel surya berbasis CsPbBr3 dilakukan
dalam berbagai kondisi kelembaban; kelembaban tinggi (~0% RH), kelembaban
moderat (30-40% RH), kelembaban ambien (50-80% RH) dan kelembaban tinggi
(80-90% RH) dengan menggunakan metode multi step spin-coating. Karakterisasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah X Ray Diffraction (XRD), scanning
electron microscope (SEM), fourier, UV-Vis spectroscopy, photoluminescence (PL),
electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan solar simulator AM 1.5 G filter
100 mW/cm2. Deposisi multi step spin-coating diawalin dengan deposisi lapisan
PbBr2 kemudian dilapiskan sebanyak delapan lapisan CsBr berturut-turut, hal ini
dilakukan untuk menjaga pertumbuhan kristal CsPbBr3. Pengaruh kelembaban
pada sel surya berbasis perovskit, dapat diamati pada morfologi lapisan yang telah
dibuat. Dimana morfologi lapisan PbBr2 sangat berpengaruh pada berbeda kondisi
kelembaban, dimana pada kondisi kelembaban rendah dan moderat, struktur PbBr2
dapat diamati menghasilkan grain yang kecil dan memiliki porositas yang sangat
tinggi, sedangkan pada kondisi kelembaban ambien dan tinggi, lapisan tersebut
ii
memiliki ukuran grain yang besar dan juga porositas yang lebih kecil. Pada tahapan
terakhir deposisi lapisan CsPbBr3 telah disintesis, pada kondisi kelembaban rendah
dan moderat, ukuran grain kecil dan memiliki pinhole yang dapat menurunkan
performa sel surya yang telah di fabrikasi. Pada kondisi kelembaban ambien dan
sedikitnya pinhole yang terbentuk, namun pada kondisi kelembaban tinggi masih
terdapat pinhole yang terbentuk sehingga menurunkan performa sel surya.
Pengaruh kelembaban juga sangat berpengaruh pada performa sel surya yang
dihasilkan, hasil tertinggi performa yang di dapatkan dalam penelitian ini PCE
sebesar 5,20%, FF sebesar 70,6%, Voc sebesar 1,46 V dan Jsc sebesar 5,03 mA/cm2
Perpustakaan Digital ITB