digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gempa bumi sering menjadi kendala pada pabrik-pabrik yang beroperasi pada daerah rawan gempa. Fenomena alam ini dapat menyebabkan kesalahan pembacaan nilai getaran pada sistem pemantau getaran pabrik dimana sinyal gempa yang besar akan terbaca sebagai sinyal getaran mesin sehingga mesin mengalami tripdan secara otomatis berhenti beroperasi. Kendala yang sama dialami oleh PLTP Gunung Salak milik PT. Indonesia Power. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat digunakan filter analog jenis lalu-tinggi (HPF). Akan tetapi, filter ini memerlukan waktu tunggu untuk mencapai kondisi tunak, yaitu disaat sinyal telah terfilter secara penuh. Selang waktu tunggu ini cukup lama bagi sistem pemantau getaran pabrik untuk dapat membaca siyal gempa dan berakibat pada ter-trip-nya mesin. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan perangkat filter yang berbeda dengan filter analog yang diberi nama filter anti-gempa. Filter ini dirancang memiliki 12 kanal masukan dan keluaran dengan berbasis mikrokontroler ATmega32. Perangkat keras filter anti-gempa akan dilengkapi dengan rangkaian pengkondisi sinyal yang berfungsi untuk membatasi sinyal masukan pada nilai tripmesin, yaitu 380 mV. Perangkat lunak berupa program perhitungan deret Fourierdirancang agar dapat menghilangkan sinyal gempa dengan frekuensi 4 Hz. Selain itu, perangkat lunak juga dibuat agar apabila amplitudo sinyal getaran mesin besar, maka sinyal tersebut akan langsung di-bypass menuju keluaran. Dari hasil pengujian perangkat keras, dapat disimpulkan bahwa rangkaian pengkondisi sinyal telah dapat memotong sinyal masukan pada tegangan 374,465 mV. Pengujian perangkat lunak dilakukan dengan membandingkan hasil antara perhitungan program mikrokontroler dengan simulasi MATLAB. Dari kedua hasil perhitungan tersebut didapat nilai yang mirip dengan selisih maksimum sebesar 8,578 mV. Program mikrokontroler juga telah mampu menghilangkan sinyal gempa