digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1991 TS PP RUKIAH 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB4A.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB4B.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP RUKIAH 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Logam kuningan (C26000) mengandung seng 30 % rentan terhadap serangan desengsifikasi. Karena logam seng lebih aktif dari pada logam tembaga, sang larut dan meninggalkan logam tembaga yang keropos selama desengsifikasi paduan. Bentuk korosi ini dapat terjadi pada bagian dalam maupun luar celah. Desengsifikasi dari paduan ini dapat terjadi terutama dalam larutan yang mengandung ion khlorida dengan zat pengoksidasi lain, dalam larutan yang diem dan pada pH rendah. Studi tentang karakteristik paduan ini dalam larutan yang mengandung khlorida telah dilakukan dengan pengukuran potensial korosi terhadap waktu, pengukuran laju korosi (menggunakan metoda tahanan polarisasi) dan pengamatan struktur dengan metalografi. Pengukuran elektrokimia dilakukan dalam larutan akuatik yang mengandung konsentrasi NaCl, FeC13 dan CuC12 dan pH yang bervariasi. Mekanisme desengsifikasi yang terjadi terutama pada potensial + 0.10 V, -0,10 V dan -0.05 V (vs SHE) telah dibahas. Pelarutan sang dan tembaga secara serempak terjadi pada daerah potensial -0.03 V sampai dengan + 0.20 V, dimana pengendapan kembali tembaga akan terjadi bile konsentrasi ion tembaga pads permukaan paduan cukup tinggi. Penambahan CuC12 maupun FeC13 kedalam larutan uji mempercepat laju korosi serta meningkatken laju reaksi reduksi. Dengan perkataan lain, laju desengsifikasi logam kuningan meningkat dengan bettambahnya konsentrasi khlorida de/am larutan asam atau dengan berkurangnya pH pada konsentrasi khlorida yang tetap.