2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-COVER.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-BAB1.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-BAB2.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-BAB3.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-BAB4.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-BAB5.pdf
2007 TA PP RIANA GARNIATI R 1-PUSTAKA.pdf
Abstrak:
Masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta, terutama dari daerah pemukiman pinggiran menuju pusat kota, telah dicoba untuk diatasi dengan berbagai cara. Misalnya dengan pembangunan underpass, bypass, pengoperasian busway, kebijakan three-in-one, hingga optimalitas kereta api komuter. Salah satu kereta api komuter jenis ekspres yang beroperasi di Jabodetabek adalah kereta api Sudirman Ekspres. Kereta api Sudirman Ekspres diluncurkan dengan tujuan untuk mengakomodir kebutuhan para masyarakat komuter golongan ekonomi menengah ke atas yang berasal dari arah selatan Jakarta dan bekerja di pusat kota. Keberadaan kereta api tersebut kemudian ditunjang dengan pembangunan double track Jalur Serpong (Serpong-Tanah Abang) yang beroperasi sejak April 2007. Tugas akhir ini berusaha untuk melihat optimalitas pembangunan double track tersebut dengan ditinjau dari preferensi masyarakat pengguna dan pengguna potensial kereta api dalam hal ini kereta api Sudirman Ekspres.
Tujuan utama tugas akhir ini adalah mengidentifikasi modal split yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saat ini untuk menjadi masyarakat pengguna atau non-pengguna kereta api Sudirman Ekspres. Selain itu, dijelaskan pula preferensi masyarakat pengguna meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pola permintaan jasa Kereta Api Sudirman Ekspres (untuk masyarakat pengguna) dan penilaian terhadap kinerja kereta api setelah beroperasinya double track serta preferensi masyarakat pengguna potensial yang meliputi identifikasi terhadap kemungkinan untuk berpindah moda dari non kereta api ke kereta api berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk tujuan-tujuan di atas digunakan metode binomial logit dan Ordinary Least Square.
Berdasarkan hasil survei dan analisis, ditemukan bahwa faktor yang paling mempengaruhi pilihan untuk menjadi masyarakat pengguna atau non-pengguna adalah faktor kepemilikan mobil pribadi. Sementara itu, keberadaan double track yang menurut masyarakat pengguna mampu meningkatkan kinerja kereta api, ternyata belum mampu menggeser minat masyarakat pengguna potensial untuk beralih menggunakannya. Hal ini dikarenakan masyarakat masih merasa membutuhkan keberadaan kendaraan pribadi dalam menunjang tujuan bekerjanya yang tidak hanya berada pada satu lokasi. Oleh karena itu, solusi yang paling mungkin dilakukan dalam hal ini adalah pengintegrasian kereta api Sudirman Ekspres dengan sarana transportasi lainnya (intermoda). Tujuannya adalah untuk mengakomodir seluruh lokasi bekerja masyarakat dengan sarana transportasi terpadu dari dan menuju stasiun sehingga masyarakat nantinya tidak perlu lagi mengandalkan kendaraan pribadi.