digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan kota yang sangat pesat dan kurang terkendali dapat menimbulkan banyak masalah. Salah satu diantaranya adalah terjadinya perubahan fungsi lahan. Hal ini tercermin dari semakin minimnya lahan-lahan kosong yang tadinya berfungsi sebagai ruang terbuka. Tempat bermain anak merupakan sebuah contoh fasilitas publik yang semakin minim jumlahnya akibat terjadinya perubahan fungsi lahan. Papalia (1995) seorang ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human Development mengatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain. Lewat bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang. Pada dasarnya, pemerintah telah mengakomodir kebutuhan anak-anak ini di dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Namun pada kenyataannya, penyediaan sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan belum dapat dipenuhi dengan baik oleh Pemerintah. Selain itu, prediksi PBB mencatat, diperkirakan hingga tahun 2025, separuh dari anak-anak di dunia akan tinggal di kota. Semakin hari mereka akan semakin kehilangan tempat bermainnya (Saragih, 2003). Hal ini mendorong diperlukannya sebuah studi mengenai ketersediaan dan pemanfaatan ruang bermain anak di lingkungan permukiman perkotaan, khususnya dalam studi ini, di Kelurahan Cigending. Kelurahan Cigending dipilih sebagai wilayah studi karena memiliki jumlah penduduk usia anak-anak yang cukup besar dengan tingkat kesejahteraan yang relatif rendah. Manfaat dari studi ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam mengoptimalkan penyediaan tempat bermain anak di lingkungan permukiman Kelurahan Cigending. Ruang bermain anak terbagi menjadi dua yaitu ruang bermain yang terprogramkan dan ruang bermain yang tak terprogramkan. Studi ini membahas ketersediaan ruang bermain berdasarkan kuantitas dan kualitasnya dibandingkan dengan standar dan kriteria yang berlaku. Pemanfaatannya ditinjau berdasarkan karakteristik pengguna dan karakteristik penggunaannya. Metode analisis deskriptif digunakan dalam menganalisis ketersediaan dan pemanfaatan ruang bermain di Kelurahan Cigending dalam studi ini. Hasil studi menunjukkan ruang bermain tak terprogram di Kelurahan Cigending memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan ruang bermain terprogram, terutama dalam memenuhi kebutuhan jumlah ruang bermain. Namun, bila ditinjau dari kepemilikannya, ruang bermain tak terprogramkan yang tersedia lebih banyak yang bersifat privat. Hal ini membuat ketersediaan ruang bermain anak di Kelurahan Cigending kurang potensial untuk dikembangkan. Ditinjau dari pemanfaatannya, penggunaan ruang yang ada saat ini sudah cukup efektif. Frekuensi kunjungan anak-anak ke mayoritas ruang bermain yang ada sangat tinggi. Hal ini menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap tersedianya ruang bermain. Oleh karena itu, ketersediaan ruang bermain di Kelurahan Cigending perlu ditingkatkan lagi jumlahnya, atau minimal ruang bermain yang saat ini telah tersedia perlu lebih dioptimalkan lagi kualitasnya.Untuk mendukung hal tersebut diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam mengoptimalkan penyediaan tempat bermain anak sebagai fasilitas publik di lingkungan permukiman .