digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Stefany Septiawati Nababan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Lahan merupakan sumber daya terbatas yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti permukiman, komersial, dan industri. Seiring pertumbuhan ekonomi dan populasi, permintaan lahan meningkat, sementara ketersediaannya tetap terbatas. Untuk mengatur pemanfaatannya, peraturan zonasi diterapkan guna menentukan peruntukan lahan dan intensitas pemanfaatannya, seperti peruntukan lahan, KDB, KLB, KTB, dan KDH yang diperkirakan dapat memengaruhi harga lahan. Berdasarkan studi terdahulu, faktor-faktor dalam peraturan zonasi dapat memengaruhi harga lahan karena berhubungan dengan daya beli, investasi, dan dinamika pembangunan di suatu daerah. Oleh karena itu, penting untuk memahami sejauh mana peraturan zonasi memengaruhi harga lahan. Harga lahan di Jakarta Selatan yang memiliki kawasan SCBD sebagai pusat bisnis menunjukkan variasi akibat tingginya permintaan dan keterbatasan pasokan lahan. Namun, sejauh ini belum diketahui bagaimana peraturan zonasi memengaruhi harga lahan di kota tersebut. Untuk itu, studi ini mengadopsi pendekatan analisis konten untuk menentukan faktor-faktor yang diperkirakan memengaruhi harga lahan, analisis regresi OLS untuk mengetahui rata-rata harga lahan di Kota Jakarta Selatan, serta analisis Hierarchical Linear Model (HLM) untuk mengevaluasi dampak peraturan zonasi dengan mempertimbangkan variasi antar-kelurahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model HLM mampu menangkap perbedaan rata-rata harga lahan di tingkat kelurahan dengan lebih baik dibandingkan regresi OLS. Beberapa faktor yang secara signifikan memengaruhi harga lahan di Jakarta Selatan mencakup luas tanah, lebar jalan, jarak ke SCBD, zoning, dan KDH. Sementara itu, variabel bentuk tapak, jarak ke stasiun, jarak ke bandara, KDB, KLB, dan KTB tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap harga lahan. Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa hubungan peraturan zonasi terhadap harga lahan berbeda di setiap kelurahan, terutama dalam interaksi antara luas lahan dan zonasi melalui cross-level interaction sehingga hubungan PZ bervariasi bergantung pada lokasi dan karakteristik kawasan.