

CHAPTER 1 Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

CHAPTER 2 Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

CHAPTER 3 Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

CHAPTER 4 Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

CHAPTER 5 Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

REFERENCES Muhamad Rivaldi Kusumawardana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki potensi energi surya terbesar di Asia Tenggara. Namun,
pemanfaatan potensi tersebut masih kurang baik. Hal tersebut dikarenakan masih
perlu optimisasi dari alat yaitu solar cell untuk mengkonversi energi surya.
Terdapat beberapa generasi solar cell salah satunya perovskite solar cell.
Perovskite solar cell (PSC) terdapat dua jenis yaitu inorganic dan organic.
Inorganic PSC memiliki keunggulan dalam kestabilan, salah satu contohnya
adalah CsPbBr3. Dalam pembuatan CsPbBr3 (PSC) terdapat beberapa metode
yaitu metode solution dan vapor. Metode solution dibagi menjadi beberapa
metode, salah satunya two-step deposition method. Metode tersebut memiliki
keunggulan dari kemudahan dalam fabrikasi. Akan tetapi masih terdapat
kekurangan yaitu terdapat fasa lain yang dapat terbentuk seperti CsPb2Br5 dan
Cs4PbBr6. Hal tersebut dapat mempengaruhi performa dari perangkat CsPbBr3
PSC.
Serangkaian percobaan telah dilakukan untuk meningkatkan performa dari
CsPbBr3 PSC dengan menggunakan two-step deposition method untuk
mengurangi fasa lain yang terbentuk. Struktur PSC yang digunakan adalah HTLfree.
Tiga proses utama yang dilakukan adalah: FTO preparation, ETL
deposistion, dan perovskite deposition. Percobaan dilakukan dengan
membandingkan efek dari temperature transition yaitu dengan ada dan tidak
adanya pendinginan setelah annealing PbBr2 sebelum deposisi CsBr dengan
menggunakan electron transport layer (ETL) SnO2 yang dibuat dengan 4 ml air.
Selain itu dilakukan variasi ETL untuk mengetahui pengaruh dari ETL terhadap
performa dan fasa yang terbentuk dari CsPbBr3 PSC’s. Terdapat beberapa jenis
ETL SnO2 yang dibuat dengan menggunakan 4 ml, SnO2 yang dibuat dengan 5 ml,
compact TiO2 dan compact-mesoporous TiO2.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa performa perangkat
yang dibuat tanpa pendinginan lebih baik dibandingkan dengan devais yang
dibuat dengan pendinginan. Hal tersebut terbukti dari crystal size CsPbBr3,
absorbansi, serta efisiensi yang lebih besar. Efisiensi yang didapat sebesar 3,33%,
fill factor sebesar 64,5%, Voc sebesar 1,21 V dan Jsc sebesar 4,27 mA/cm2. Selain
itu, terdapat hasil penelitian yang telah dilakukan juga dengan memvariasikan
ETL. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa ETL dengan performa
devais terbaik yaitu compact TiO2. Hal tersebut terbukti dari crystal size CsObBr3,
absorbansi, serta efesiensi yang besar. Efesiensi yang didapat sebesar 4,52%, fill
factor sebesar 71,3%, Voc sebesar 1,417 V dan Jsc sebesar 4,48 mA/cm2.