




BAB 3 Yuant Tiandho
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Yuant Tiandho
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan


Pada penelitian ini, telah dilakukan pemanfaatan nanopartikel Ag@Au sebagai
biosensor untuk mendeteksi Eschericia coli (E. coli) berdasarkan prinsip resonansi
plasmon permukaan terlokalisasi (LSPR). LSPR merupakan suatu fenomena optik
yang ditandai oleh kemunculan puncak absorpsi ketika suatu nanopartikel diiradiasi
oleh gelombang elektromagnetik. Efek ini memberikan keuntungan dalam
pengembangan sensor karena posisi puncak absorpsi LSPR sebagai fungsi panjang
gelombang bergantung pada indeks bias medium di sekitar nanopartikel. Pemilihan
struktur nanopartikel Ag@Au sebagai material aktif sensor dalam penelitian ini
karena struktur tersebut memiiliki puncak LSPR pada rentang cahaya tampak.
Selain itu, pemilihan nanopartikel perak sebagai inti struktur didasarkan pada sifat
logam ini yang dikenal memiliki sensitivitas tinggi dalam sensor berbasis LSPR.
Pelapisan inti perak dengan emas tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas struktur, tetapi juga berperan dalam meningkatkan sensitivitas melalui
mekanisme peningkatan medan listrik lokal.
Secara umum penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu tahap
pemodelan dan tahap eksperimen. Tahap pemodelan dilakukan dengan
menggunakan metode beda hingga domain waktu (FDTD) dan aproksimasi dipol
diskrit (DDA) untuk menginvestigasi sifat optik nanopartikel Ag@Au ketika
digunakan sebagai sensor. Selanjutnya, kalkulasi struktur dan sifat elektronik dari
permukaan perak yang berinteraksi dengan emas dikaji dengan menggunakan
metode teori kerapatan fungsional (DFT). Pada tahap eksperimen, sintesis
nanopartikel Ag@Au dilakukan dengan menggunakan metode kimia basah, diikuti
dengan proses konjugasi menggunakan antibodi spesifik terhadap E. coli. Proses
deteksi dilakukan dengan memantau perubahan spektrum absorpsi yang diukur
menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Melalui kajian pemodelan nanopartikel Ag@Au sebagai sensor LSPR berbasis
indeks bias, ditemukan bahwa peningkatan indeks bias medium di sekitar
nanopartikel menyebabkan puncak absorpsi mengalami pergeseran merah. Studi ini
juga mengungkap bahwa parameter bentuk nanopartikel, seperti ukuran, ketebalan
emas, dan aspek rasio, memiliki pengaruh signifikan pada kinerja pendeteksian.
Selanjutnya, pemodelan nanopartikel Ag@Au yang berinteraksi dengan E. coli
tunggal menunjukkan bahwa keberadaan bakteri tersebut dapat memicu pergeseran
puncak absorpsi. Melalui optimasi parameter bentuk nanopartikel Ag@Au
menggunakan metode respon permukaan (RSM), diperoleh akurasi deteksi dan pergeseran puncak optimal dalam mendeteksi E. coli masing-masing adalah 0,01
dan 8,58 nm.
Berdasarkan kalkulasi sifat struktur dan elektronik permukaan perak yang
berinteraksi dengan emas menggunakan DFT, diketahui bahwa terdapat interaksi
atraktif antara perak dan emas. Energi adsorpsi yang dihasilkan menunjukkan
penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah atom emas yang terlibat dalam
interaksi. Selain itu, kalkulasi kerapatan keadaan (DOS) mengungkap bahwa
keberadaan emas menyebabkan pergeseran posisi puncak DOS, yang didominasi
oleh kontribusi pita orbital d, ke rentang energi yang lebih rendah
Pada tahap eksperimen telah berhasil disintesis nanopartikel Ag@Au dengan
ketebalan lapisan emas yang dapat dikontrol melalui variasi konsentrasi prekursor
emas yang ditambahkan dalam proses sintesis. Citra yang dihasilkan oleh
mikroskop elektron transmisi (TEM) menunjukkan bahwa nanopartikel Ag@Au
tersusun atas inti perak dengan ukuran sekitar 27 nm dengan ketebalan cangkang
emas bervariasi mulai dari 1,49 hingga 2,30 nm, bergantung pada volume HAuCl4
yang ditambahkan (dari 25 hingga 125 µL) dalam total prekursor larutan emas
sebesar 7,5 mL. Nanopartikel Ag@Au yang memiliki sensitivitas tertinggi dalam
mendeteksi E. coli adalah nanopartikel yang disintesis dengan penambahan 75 µL
HAuCl4. Selain itu, nilai batas deteksi E. coli dalam penelitian ini mencapai 21,2
CFU. Dengan demikian, nanopartikel Ag@Au yang dikaji dalam penelitian ini
menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan sebagai material aktif biosensor,
mengingat performa pendeteksiannya yang tinggi.