digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Field X Zona 1, yang dioperasikan oleh PT Pertamina EP, merupakan mature field yang saat ini menjalani secondary recovery. Meskipun upaya pemulihan terus dilakukan, penurunan produksi tetap tidak dapat dihindari pada tahap ini. Di antara metode angkat buatan yang digunakan di Field X, Sucker Rod Pump (SRP) atau tubing pump menjadi metode paling dominan, mencakup 50% dari total implementasi. Pada tahun 2023, data dari Field X mencatat tantangan terbesar terkait pasir, yang menyebabkan kehilangan produksi sebesar 10.809,50 barel minyak selama pekerjaan well service, dengan perkiraan kerugian pendapatan sebesar IDR 12,9 miliar. Pendekatan analisis yang terstruktur diterapkan dengan mengintegrasikan Fishbone Diagram, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan Pareto Diagram untuk mendiagnosis akar penyebab masalah kepasiran di Field X. Hasil analisis menunjukkan adanya factor penyebab dominan pada Diagran Pareto terhadap aspek peralatan dan metode, yang masing-masing berkontribusi sebesar 41,7%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut terdapat beberapa alternatif solusi, di antaranya pekerjaan sucker rod bump-down dengan crane, pemasangan premium sand screen di depan perforasi, stimulasi FractPack, dan memodifikasi aksesori tubing pump untuk mengatasi kepasiran. Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menilai keseluruhan alternatif solusi berdasarkan tiga faktor utama, yaitu risiko, biaya, dan waktu penyelesaian pekerjaan. Rasio konsistensi (CR) untuk setiap kriteria dihitung dengan hasil CR sebesar 0,02052, CR sub-kriteria risiko sebesar 0,0960, CR sub-kriteria biaya sebesar 0,0934, dan CR sub-kriteria waktu penyelesaian pekerjaan sebesar 0,0780. Dikarenakan semua nilai CR berada di bawah ambang batas, proses pengambilan keputusan dianggap konsisten dan dapat dilanjutkan. Modifikasi aksesori tubing pump muncul sebagai solusi paling efektif, dengan perolehan skor akhir atau ranking tertinggi sebesar 0,5157. Persyaratan desain untuk modifikasi ini mencakup filtrasi pasir multi-stage, kemudahan fabrikasi dan instalasi. Efektivitas solusi ini semakin dikonfirmasi melalui uji coba pada sumur WS-453 dan WS-414, di mana operator mengumpulkan sampel fluida dan melakukan analisis BS&W (Basic Sediment & Water). Hasilnya, tidak ditemukan pasir dalam fluida yang diproduksi di permukaan, membuktikan bahwa pendekatan ini berhasil mengurangi kehilangan produksi akibat pasir di mature field.