digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 

IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 

IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 

IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 

IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 

IZZAH MAULIDAH
EMBARGO  2028-04-08 


Pada penelitian ini didapatkan hasil sintesis dan karakterisasi material HKUST-1 serta turunan tembaga oksida yang memiliki potensi aplikasi praktis yang signifikan. HKUST-1 disintesis melalui metode solvotermal pada suhu 100 °C selama 10 jam menggunakan tembaga nitrat trihidrat (Cu(NO3)2?3H2O) sebagai sumber ion logam dan asam trimesat sebagai ligan. Melalui pirolisis HKUST-1 pada suhu 600 °C selama 8 jam, diperoleh berbagai tembaga oksida, yaitu CuO (udara), Cu/Cu2O/C (Ar), dan CuO (Ar/O2). Analisis X-ray Diffraction (XRD) menunjukkan puncak-puncak khas dari HKUST-1 dan tembaga oksida yang dihasilkan. Pirolisis dalam atmosfer argon menghasilkan campuran Cu/Cu2O/C (Ar) sebagai pengganti CuO. Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) memperlihatkan pola serapan yang seragam, sedangkan Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan morfologi kristal berbentuk oktahedral pada HKUST-1 dan turunannya. Analisis Ultraviolet-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS) menunjukan nilai celah pita CuO (udara) dan CuO (Ar/O2) berada dalam rentang 1,39–2,04 eV, nilai ini lebih kecil dari celah pita CuO komersial. Pengujian adsorpsi menggunakan larutan Congo Red (CR) 50 ppm mengindikasikan bahwa semua material mencapai kapasitas adsorpsi optimal dalam waktu 60 menit, dengan Cu/Cu2O/C (Ar) mendapatkan kapasitas adsorpsi tertinggi sebesar 96% sehingga dia dapat berperan sebagai adsorben yang baik. Dalam pengujian fotokatalisis, material sintetis dengan selisih efisiensi pengahpusan terbesar antara kondisi gelap dan terang adalah CuO (Ar/O2), yang meningkat dari 24% menjadi 53%. Oleh karena itu, CuO (Ar/O2) dianggap sebagai fotokatalis yang lebih baik dibandingkan dengan material sintetis lainnya. Selain itu, dikembangkan sebuah modul praktikum kimia untuk siswa sekolah menengah yang terbukti mudah dipahami, membuka peluang baru untuk pendidikan di bidang ini.