digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Adilla Taufi Putri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Keberadaan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia dipandang sebagai sumber energi yang berpengaruh besar. Pada tahun 2022, lifting minyak bumi dan gas tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan karena adanya fasilitas hulu migas yang tidak dapat beroperasi akibat unplanned shutdown, kebocoran pipa dan lainnya, sehingga menyebabkan kehilangan potensi produksi. Dalam meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, fasilitas produksi juga perlu ditingkatkan. Salah satu fasilitas produksi yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida adalah pipa. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perhitungan desain konseptual pipa offshore dan onshore dengan lokasi studi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Pipa akan menghubungkan Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) dengan Onshore Receiving Facilities (ORF). Proses desain pipa yaitu, analisis data lingkungan, pemilihan rute pipa, desain tebal dinding pipa, analisis on-bottom stability, analisis instalasi pipa bawah laut, dan analisis free span pipa bawah laut. Desain dan analisis dilakukan menggunakan standar desain ASME B31.4, DNV-F101, DNV-F109, DNV-F114, dan DNV-F109. Desain pipa di Tugas Akhir ini memiliki urutan, yaitu menentukan data lingkungan, memilih rute pipa, menghitung tebal dinding pipa onshore dan offshore, menghitung tebal concrete coating pipa bawah laut, melakukan analisis instalasi pipa bawah laut, dan terakhir menghitung panjang free span pipa. Dalam analisis data lingkungan, Pasang tertinggi berada pada elevasi 1,63 m dan surut terendah berada pada elevasi -2,02 m. Tinggi gelombang signifikan tiap periode ulang berturut-turut adalah 0,55 m, 1,05 m, dan 1,23 m, serta dan periode puncak gelombangnya 4,03 detik, 5,58 detik, dan 6,04 detik. Kecepatan arus tiap periode ulang berturut-turut adalah 0,09 m/s, 0,11 m/s, dan 0,14 m/s. Tinggi storm surge tiap periode ulang berturut-turut adalah 0,1 m, 0,11 m, dan 0,13 m. Lokasi ORF terletak pada elevasi 40 m dan FLNG berada pada elevasi -42 m. Tebal dinding pipa onshore untuk cladding sebesar 6,35 mm, mechanically lined sebesar 7,92 mm, dan rigid sebesar 15,88 mm. Tebal dinding pipa offshore untuk cladding sebesar 12,7 mm, mechanically lined sebesar 12,7 mm, dan rigid sebesar 14,3 mm. Tebal lapisan beton untuk pipa cladding, mechanically lined, dan rigid sebesar 40 mm. Konfigurasi pipa pada analisis instalasi menghasilkan tegangan maksimum pipa cladding pada overbend sebesar 83,52% dan sagbend sebesar 27,26%, pipa mechanically lined pada overbend sebesar 82,3% dan sagbend sebesar 32,5%, serta pipa rigid pada overbend sebesar 84,77% dan sagbend sebesar 61,99%. Panjang free span maksimum untuk pipa cladding sebesar 43,7 m, mechanically lined sebesar 42,1 m, dan rigid sebesar 34,7 m.