Kemanfaatan pengembangan jaringan jalan dapat dirasakan oleh seluruh pengguna jalan, termasuk pelaku usaha bisnis. Beras merupakan salah satu komoditas bisnis yang strategis di Indonesia. Penelitian ini ditujukan untuk menilai manfaat dari pengembangan jaringan jalan bagi pelaku usaha rantai pasok beras. Pelaku usaha yang terkait dalam rantai pasok beras adalah pengumpul, pedagang besar dan pedagang kecil. Setiap pelaku usaha memaksimumkan keuntungannya dan berkompetisi dinamis yang mengikuti kaidah keseimbangan Nash. Keuntungan diperoleh dari selisih harga jual beras dikalikan volume transaksi beras dan total biaya logistik yang dikeluarkan. Rincian biaya logistik terdiri atas biaya transportasi, biaya koleksi, biaya sewa gudang dan biaya bongkar muat. Biaya transportasi termasuk yang memberikan proporsi terbesar terhadap total biaya logistik. Usaha untuk menurunkan biaya transportasi dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan jaringan jalan. Sudut pandang terkait pengembangan jaringan jalan dan keuntungan pelaku usaha ini berbeda sehingga perlu pendekatan bi-level. Terdapat dua alat bantu yang digunakan yaitu algoritma Genetic Local Search (GLS) untuk mendapatkan kombinasi pengembangan jaringan jalan dan total keuntungan terbaik, dan Minimum Successive Average (MSA) untuk merepresentasikan kompetisi pelaku usaha yang dinamis atau dalam kondisi keseimbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran penurunan biaya transportasi yang terjadi akibat pengembangan jaringan jalan mempengaruhi besaran perubahan total keuntungan pelaku usaha, sebagai ukuran kemanfaatan infrastruktur jalan.