
ABSTRAK Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Alysha Huda Alima
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Ruang terbuka hijau (RTH), termasuk taman, adalah salah satu fasilitas pendukung
kehidupan perkotaan. Taman kota sebagai ruang terbuka hijau memberikan
berbagai manfaat sosial, ekologis, dan kesehatan, termasuk peningkatan kualitas
hidup masyarakat perkotaan. Namun, ketidaksetaraan dalam aksesibilitas dan
kualitas taman sering kali mencerminkan kesenjangan sosial dan ekonomi di kotakota besar, termasuk Jakarta Selatan. Dengan studi kasus di Kecamatan Kebayoran
Baru, Tebet, dan Pesanggrahan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kesetaraan sosial taman kota di lingkungan dengan karakteristik sosial dan ekonomi
yang beragam di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial
untuk menganalisis aksesibilitas dan kualitas taman. Data yang digunakan
mencakup data spasial taman, jaringan jalan, batas wilayah administratif, dan data
harga tanah. Metode yang digunakan melibatkan observasi lapangan, analisis
jaringan (network analysis), green space accessibility index (GSAI), dan penilaian
kualitas taman berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan. Analisis korelasi
dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara aksesibilitas atau kualitas taman
dengan kondisi sosial-ekonomi berdasarkan harga tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam
aksesibilitas taman di antara wilayah-wilayah dengan karakteristik sosial-ekonomi
berbeda. Wilayah dengan harga tanah lebih tinggi memiliki akses yang lebih baik
ke taman dibandingkan wilayah dengan harga tanah rendah. Dalam penelitian ini,
Kecamatan Kebayoran Baru memiliki area pelayanan taman yang lebih tinggi
daripada Kecamatan Tebet dan Pesanggrahan. Namun, kualitas taman tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan antarwilayah, meskipun terdapat
kecenderungan ketimpangan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada
pengembangan kebijakan ruang terbuka hijau yang lebih inklusif dan adil di Jakarta
Selatan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi para perencana kota dan
pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesetaraan sosial melalui penyediaan
taman kota serta ruang terbuka hijau yang lebih merata dan berkelanjutan.