digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan penggunaan kendaraan listrik mendorong akumulasi limbah baterai lithium-ion (LIBs), terutama jenis nikel mangan kobalt oksida (NMC). Kandungan logam berharga seperti Li, Mn, Ni, dan Co pada baterai NMC bekas memiliki potensi ekonomis dan lingkungan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi bioleaching baterai NMC bekas menggunakan konsorsium bakteri Bacillus aryabhattai strain SKC-5 dan Pseudomonas plecoglossicida strain SKC/SH-9 dengan mengoptimalkan komposisi media. Serangkaian percobaan bioleaching dilakukan untuk mempelajari pengaruh medium bioleaching terhadap persen ekstraksi logam Li, Ni, Co, Mn, dan Cu. Proses bioleaching dilakukan pada suhu ruang (± 25 °C), pH medium 1,1-1,2, fraksi ukuran partikel Black mass -200# (-75 ?m), 10% (v/v) inokulum bakteri, dan kecepatan rotary shaker 180 rpm selama 10 hari. Percobaan bioleaching dilakukan pada 5% pulp density dengan tiga variasi medium sebagai berikut: menggunakan 2,8 g/L pirit, menggunakan 1,3 g/L sulfur, serta menggunakan 2,8 g/L pirit dan 1,3 g/L sulfur. Persen ekstraksi logam sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi bioleaching secara periodik ditentukan dari data dengan analisis konsentrasi logam terlarut dengan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry). Berdasarkan hasil percobaan, parameter proses bioleaching terbaik bakteri Bacillus aryabhattai strain SKC-5 adalah variasi medium 2,8 g/L pirit dengan nilai persentase ekstraksi logam sebesar 85,74 % Li; 44,45 % Ni; 50,67% Co; 56,59% Mn; 85,65% Cu. Bakteri Pseudomonas plecoglossicida strain SKC/SH-9 adalah variasi medium 2,8 g/L Pirit dengan nilai persentase ekstraksi logam sebesar 98,69% Li; 43,29% Ni; 49,40% Co; 52,45% Mn; 92,48% Cu. Penggunaan pirit (FeS?) dalam proses bioleaching memberikan keuntungan signifikan karena menyediakan ion besi (Fe²?) yang bertindak sebagai agen reduktor secara berkelanjutan selama proses berlangsung. Proses oksidasi pirit juga menghasilkan berbagai senyawa sulfur, seperti ion sulfat (SO?²?) dan senyawa sulfur kompleks, yang dapat bertindak sebagai zat pengompleks. Selain itu, pirit berperan dalam meningkatkan nilai potensial redoks sistem bioleaching melalui siklus redoks antara Fe²? dan Fe³?.