






Peningkatan penggunaan kendaraan listrik mendorong akumulasi limbah baterai
lithium-ion (LIBs), terutama jenis nikel mangan kobalt oksida (NMC). Kandungan
logam berharga seperti Li, Mn, Ni, dan Co pada baterai NMC bekas memiliki
potensi ekonomis dan lingkungan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efisiensi bioleaching baterai NMC bekas menggunakan konsorsium
bakteri Bacillus aryabhattai strain SKC-5 dan Pseudomonas plecoglossicida strain
SKC/SH-9 dengan mengoptimalkan komposisi media.
Serangkaian percobaan bioleaching dilakukan untuk mempelajari pengaruh
medium bioleaching terhadap persen ekstraksi logam Li, Ni, Co, Mn, dan Cu.
Proses bioleaching dilakukan pada suhu ruang (± 25 °C), pH medium 1,1-1,2, fraksi
ukuran partikel Black mass -200# (-75 ?m), 10% (v/v) inokulum bakteri, dan
kecepatan rotary shaker 180 rpm selama 10 hari. Percobaan bioleaching dilakukan
pada 5% pulp density dengan tiga variasi medium sebagai berikut: menggunakan
2,8 g/L pirit, menggunakan 1,3 g/L sulfur, serta menggunakan 2,8 g/L pirit dan 1,3
g/L sulfur. Persen ekstraksi logam sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi
bioleaching secara periodik ditentukan dari data dengan analisis konsentrasi logam
terlarut dengan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry).
Berdasarkan hasil percobaan, parameter proses bioleaching terbaik bakteri Bacillus
aryabhattai strain SKC-5 adalah variasi medium 2,8 g/L pirit dengan nilai
persentase ekstraksi logam sebesar 85,74 % Li; 44,45 % Ni; 50,67% Co; 56,59%
Mn; 85,65% Cu. Bakteri Pseudomonas plecoglossicida strain SKC/SH-9 adalah
variasi medium 2,8 g/L Pirit dengan nilai persentase ekstraksi logam sebesar 98,69%
Li; 43,29% Ni; 49,40% Co; 52,45% Mn; 92,48% Cu. Penggunaan pirit (FeS?)
dalam proses bioleaching memberikan keuntungan signifikan karena menyediakan
ion besi (Fe²?) yang bertindak sebagai agen reduktor secara berkelanjutan selama
proses berlangsung. Proses oksidasi pirit juga menghasilkan berbagai senyawa
sulfur, seperti ion sulfat (SO?²?) dan senyawa sulfur kompleks, yang dapat bertindak
sebagai zat pengompleks. Selain itu, pirit berperan dalam meningkatkan nilai
potensial redoks sistem bioleaching melalui siklus redoks antara Fe²? dan Fe³?.