
ABSTRAK Gilang Tri Oktavian
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini mengaplikasikan metodologi otomatisasi untuk penentuan fase
gelombang seismik, khususnya gelombang P dan S pada data mikroseismik
tambang bawah tanah. Tantangan utama dalam data mikroseismik tambang bawah
tanah adalah volume data yang besar, yang jika diproses secara manual dapat
menghambat efisiensi analisis data. Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan deep
learning dengan model PhaseNet diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan
akurasi identifikasi fase gelombang secara otomatis. Selain itu, dilakukan picking
ulang pada setiap waveform event mikroseismik untuk meningkatkan kualitas
labelling saat tahap training. Mengingat keterbatasan data, metode transfer
learning digunakan untuk mengatasi hal ini. Penelitian ini mengusulkan dua skema
model: transfer learning dengan pretrained models dan transfer learning dengan
freezing layer, yang dirancang untuk menangani keragaman data seismik. Pada
skema pertama, pretrained model GEOFON menunjukkan performa terbaik pada
data pelatihan dengan F1 score 0.95 untuk fase P dan 0.91 untuk fase S. Namun,
performa pada data uji menurun signifikan, dengan F1 score hanya mencapai 0.40
untuk fase P dan 0.36 untuk fase S. Pada skema kedua, pretrained model ETHZ
dengan freezing layer ke-1 memberikan hasil terbaik pada data pelatihan dengan F1
score 0.85 untuk fase P dan 0.83 untuk fase S, sementara pada data uji, model ini
memperoleh F1 score 0.44 untuk fase P dan 0.41 untuk fase S. Penurunan performa
pada data uji kemungkinan disebabkan oleh overfitting dan perbedaan karakteristik
antara data pretrained dengan data mikroseismik tambang bawah tanah. Secara
keseluruhan, transfer learning dengan pretrained model GEOFON terbukti efektif
dalam otomatisasi identifikasi fase gelombang pada data mikroseismik tambang
bawah tanah.