?-Amilase (1,4-?-D-glukan-glukanohidrolase, EC 3.2.1.1) adalah enzim yang menghidrolisis
ikatan ?-1,4 glikosidik dari bagian dalam molekul pati menghasilkan oligosakarida rantai lurus
atau bercabang. Struktur ?-amilase terdiri dari tiga domain utama, yaitu domain A sebagai
katalitik, domain B yang berperan dalam pengikatan ion Ca²?, serta domain C yang berfungsi
sebagai penstabil domain katalitik. Berdasarkan kemiripan urutan asam amino penyusunnya, ?
amilase diklasifikasikan ke dalam keluarga Glikosil Hidrolase 13 (GH13). Keluarga GH13 terbagi
menjadi 47 sub-keluarga berdasarkan kesamaan residu lestari, jenis substrat, dan produk hasil
hidrolisis. Sub-keluarga GH13_45 memiliki tiga ciri utama, yaitu pasangan residu triptofan di
antara daerah lestari (Conserved Sequence Residue) CSR-V dan CSR-II, motif lestari LPDlx
(leusin, prolin, asam aspartat, leusin, dan residu asam amino apapun) pada CSR-V, serta lima asam
amino aromatik di ujung domain C. Beberapa anggota sub-keluarga GH 13_45 diketahui memiliki
ujung domain C yang bersifat hidrofobik, yaitu pada ?-amilase ASKA dari Anoxybacillus SK3-4,
GTA dari G. thermoleovorans CCB_US3_UF5, BaqA dari B. aquimaris MKSC 6.2 dan BmaN1
dari B. megaterium NL3.
?-Amilase BaqA adalah salah satu anggota sub-keluarga GH13_45 yang dapat menghidrolisis pati
melalui residu aromatik yang diduga berperan sebagai pengikat pati permukaan (surface binding
site, SBS). BaqA memiliki residu aromatik yang menyerupai SBS pada isozim AMY1 dari ?
amilase barley. AMY1 memiliki dua SBS, yaitu SBS1 yang terdiri dari residu triptofan-278 dan
triptofan-279 yang terletak di permukaan domain A, dan SBS2 yaitu residu tirosin-380 yang
terletak di domain C. Dalam konteks BaqA, pasangan residu triptofan-201 dan triptofan-202 yang
berada di domain A menyerupai SBS1 pada AMY1. Selain itu, BaqA memiliki residu tirosin-400
yang terletak di domain C dengan orientasi mengarah ke permukaan protein. Posisi ini menjadikan
tirosin-400 sebagai kandidat SBS di domain C BaqA, serupa dengan peran residu tirosin-380 pada
AMY1 sebagai SBS2.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran ujung C, residu triptofan-201 dan tirosin-400
pada BaqA dalam pengikatan pati. Tujuan tersebut dicapai melalui pendekatan eksperimen dan
bioinformatika. Pendekatan eksperimen yang dilakukan berupa ekspresi, pemurnian dan
karakterisasi sifat fisiko-kimia pada BaqA?C dan BaqA?C_W201A. Selain itu, dilakukan mutasi
terarah pada residu tirosin-400 menjadi alanin, serin dan triptofan menjadi BaqA?C_Y400A,
BaqA?C_Y400S dan BaqA?C_Y400W, ekspresi protein serta uji aktivitas ekstrak kasar protein pada BaqA?C dan varian mutan ujung C. Pendekatan bioinformatika yang dilakukan berupa
simulasi penambatan molekul dan simulasi dinamika molekul pada keseluruhan protein uji.
BaqA?C diekspresikan di E. coli ArcticExpress (DE3) menghasilkan protein dengan berat
molekul ~60 kDa. BaqA?C memiliki aktivitas optimum pada suhu 50 °C, pH 6,5 dan konsentrasi
NaCl 500 mM. BaqA?C memiliki sifat halotoleran yang dapat mempertahankan aktivitasnya
sampai dengan 60% pada konsentrasi NaCl 1,5 M. Stabilitas BaqA?C terjaga hingga 6 jam setelah
preinkubasi pada suhu 50 °C. BaqA?C dapat menghidrolisis pati terlarut dengan aktivitas spesifik
sebesar 6,4 U/mg, serta dapat menghidrolisis pati mentah jagung dan singkong menghasilkan gula
pereduksi masing-masing sebesar 2,7 dan 3,1 mM, yang setara dengan Derajat Hidrolisis (DH)
masing-masing 1,1% dan 1,3%. Parameter kinetika enzim menunjukkan bahwa BaqA?C efektif
bekerja pada konsentrasi substrat yang tinggi, dengan nilai Km 36,24 mg.mL?1, Vmax 103,5
µg.min?1, kcat 412 s?1 dan kcat/Km 11,4 mL.mg?1 s?1. Berdasarkan keseluruhan hasil tersebut
diketahui bahwa pemotongan 34 residu asam amino di ujung C menyebabkan perubahan pH dan
suhu optimum, meningkatnya jumlah gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis berbagai jenis
pati, serta meningkatnya stabilitas, sifat halotoleran, dan nilai parameter kinetika pada BaqA?C
dibandingkan dengan BaqA yang telah diuji sebelumnya.
Ekspresi BaqA?C_W201A di E. coli ArcticExpress (DE3) menghasilkan protein dengan berat
molekul ~58 kDa. Aktivitas spesifik hidrolisis pati terlarut oleh BaqA?C_W201A adalah 4,5
U/mg. Parameter kinetika BaqA?C_W201A menunjukkan nilai Km 55,9 mg.mL?1, Vmax 157 µg
min?1, kcat 668 s?1 dan kcat/Km 11,9 mL.mg?1 s?1 pada substrat pati terlarut. BaqA?C_W201A
mampu menghidrolisis pati mentah jagung dan singkong, menghasilkan gula pereduksi sebesar
1,61 mM (0,72% DH) pada pati jagung dan 0,9 mM (0,4% DH) pada pati singkong. Hasil
pemindaian mikroskop elektron (Scanning Electron Microscope, SEM) menunjukkan bahwa
permukaan pati jagung dan pati singkong hasil hidrolisis BaqA?C_W201A memiliki jumlah pori
dan/atau pengelupasan yang lebih sedikit dibandingkan dengan hasil hidrolisis oleh BaqA?C. Hal
tersebut menunjukkan penurunan efektivitas hidrolisis pati mentah oleh BaqA?C_W201A
dibandingkan dengan hidrolisis pati mentah oleh BaqA?C. Penuruan aktivitas tersebut didukung
oleh perubahan komposisi struktur sekunder yang dianalisis menggunakan dikroisme sirkular
(Circullar Dichrosim, CD) menunjukkan bahwa BaqA?C memiliki komposisi ?-heliks, ?-lembar
dan ?-turn (belok) masing-masing
sebesar 16,8, 37,2 dan 32%. Sementara itu, pada
BaqA?C_W201A komposisi tersebut berubah menjadi 5,2, 34,8 dan 14,5% untuk struktur
sekunder ?-heliks, ?-lembar dan ?-belok.
Hasil simulasi dinamika molekul menunjukkan bahwa pengikatan ligan pada sisi aktif
BaqA?C_W201A menyebabkan perubahan orientasi ligan dan memengaruhi fleksibilitas residu
tirosin-179 di daerah sisi aktif. Hal tersebut terkonfirmasi melalui analisis fluktuasi kuadrat rata
rata (Root Mean Square Fluctuation, RMSF). Selain itu, mutasi residu triptofan-201 meningkatkan
jarak ikatan hidrogen antara tirosin-179 dan akarbosa yang berdampak pada penurunan stabilitas
interaksi ligan. Hasil analisis molecular mechanics generalized Born surface area (MM-GBSA)
menunjukkan bahwa BaqA?C memiliki afinitas yang lebih kuat dengan akarbosa dibandingkan
dengan afinitas antara BaqA?C_W201A. Hal tersebut terlihat dari nilai afinitas BaqA?C yang
lebih negatif, yaitu sebesar ?8,8 kkal/mol dibandingkan dengan afinitas BaqA?C_W201A
terhadap akarbosa, yaitu sebesar ?7,9 kkal/mol. Penurunan afinitas tersebut konsisten dengan hasil uji eksperimen, yang menunjukkan bahwa mutasi residu triptofan-201 menyebabkan penurunan
aktivitas hidrolisis BaqA?C_W201A pada berbagai jenis pati.
Residu pengikat pati pada domain C BaqA?C diidentifikasi melalui analisis rongga pada model
struktur BaqA?C dan penjajaran residu lestari di ujung domain C dari anggota sub-keluarga
GH13_45. Analisis rongga pengikatan ligan menggunakan perangkat daring POCASA
mengungkapkan keberadaan rongga pengikatan ligan pada domain C dengan volume terbesar
kedua (222 Å3), setelah rongga pada domain A yang memiliki volume 439 Å3. Penjajaran urutan
asam amino anggota sub-keluarga GH13_45 menunjukkan bahwa residu tirosin-400 pada BaqA
merupakan residu lestari di sub-keluarga ini.
Hasil analisis kajian awal residu tirosin-400 sebagai pengikat pati di domain C melalui simulasi
dinamika molekul menunjukkan bahwa mutasi residu tirosin-400 menjadi triptofan pada
BaqA?C_Y400W pada keadaan tanpa akarbosa meningkatkan fleksibilitas residu 161–179 dan
318–325 di domain A yang membentuk struktur lengkungan dan ?-heliks. Secara energetika,
mutasi tirosin-400 menjadi triptofan meningkatkan stabilitas interaksi dengan akarbosa yang
terikat pada domain C, seperti ditunjukkan oleh hasil analisis MM-GBSA BaqA?C_Y400W, yaitu
sebesar ?24,45 kkal/mol. Nilai tersebut menunjukkan afinitas akarbosa yang lebih baik pada
BaqA?C_Y400W dibandingkan dengan BaqA?C, yang memiliki nilai ?G sebesar ?23,24
kkal/mol.
Secara eksperimen, mutasi terarah dilakukan pada residu tirosin-400 dengan mengganti nukleotida
5’-TAT-3’, yang mengkode tirosin-400 pada posisi nukleotida ke-1198 hingga 1200 dalam gen
baqA?C, menjadi nukleotida 5’-CGC-3’, 5’-AGC-3’, dan 5’-ACC-3’, masing-masing mengkode
alanin, serin, dan triptofan. Mutasi tersebut menghasilkan varian BaqA?C_Y400A,
BaqA?C_Y400S, dan BaqA?C_Y400W. Ekspresi ketiga mutan tersebut dalam E. coli
ArcticExpress (DE3) menghasilkan protein dengan berat molekul ~58 kDa.
Hasil pengujian aktivitas ekstrak kasar menunjukkan bahwa protein BaqA?C memiliki aktivitas
spesifik terhadap pati terlarut sebesar 3,6 U/mg, yang tidak berbeda signifikan dengan
BaqA?C_Y400A (3,9 U/mg). Aktivitas spesifik meningkat secara signifikan pada
BaqA?C_Y400W menjadi 6,8 U/mg, sedangkan mutasi menjadi serin pada BaqA?C_Y400S
menyebabkan penurunan aktivitas menjadi 2,3 U/mg. Peningkatan aktivitas spesifik pada
BaqA?C_Y400W konsisten dengan hasil simulasi dinamika molekul yang menunjukkan bahwa
interaksi BaqA?C_Y400W dengan akarbosa lebih stabil dibandingkan mutan lainnya. Hal tersebut
diduga dipengaruhi oleh perubahan fleksibilitas residu di domain katalitik yang terjadi akibat
mutasi tirosin-400 menjadi triptofan.
Ujung C pada BaqA berpengaruh terhadap stabilitas dan sifat halotoleran. BaqA?C menunjukkan
sifat tahan garam dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan BaqA. Residu triptofan-201 di
domain A pada BaqA?C berperan dalam pengikatan pati. Selain itu, mutasi residu tersebut
menjadi alanin memengaruhi residu di sekitar sisi aktif, terutama tirosin-179, dan meningkatkan
jarak ikatan dengan substrat, sehingga diduga turut berperan dalam menurunkan aktivitas
hidrolisis. Sementara itu, mutasi residu tirosin-400 pada BaqA?C memengaruhi fleksibilitas
residu-residu di domain A. Mutasi tirosin-400 menjadi triptofan meningkatkan fleksibilitas residu
di domain katalitik, yang diduga berperan pada peningkatan aktivitas hidrolisis BaqA?C_Y400W.
Penelitian lebih lanjut melalui kristalisasi diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai interaksi antara pati dan residu pengikat pati pada BaqA?C. Selain itu, peran residu tirosin-179 pada sisi aktif dapat dikaji lebih lanjut melalui pendekatan mutasi terarah,
ekspresi, pemurnian, dan analisis sifat fisiko-kimia.