digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki komoditas ubi jalar sangat besar yaitu sebanyak 1.914.244 ton per tahun 2018 (Kementerian Pertanian Republik Indonesia), namun pendayagunaan ubi jalar di Indonesia masih minim. Ubi jalar merupakan salah satu produk nabati yang memiliki tingkat pati yang tinggi, oleh karena itu ubi jalar berpotensi untuk didayagunakan sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol. Pembuatan bioetanol dari ubi jalar secara konvensional menggunakan bantuan enzim eksogen dalam proses likuifaksi dan sakarifikasi. Pada penelitian ini, enzim endogen yang terkandung di dalam ubi jalar digunakan dalam pernroduksian bioetanol. Namun, penggunaan enzim endogen menghasilkan maltosa. Oleh karena itu diperlukan bahan tambahan yang dapat mengubah maltosa menjadi glukosa. Kecambah diketahui memiliki kadar enzim a-amilase yang tinggi sehingga dinilai mampu membantu untuk memecah maltosa menjadi glukosa dalam proses fermentasi ubi cilembu menjadi bioetanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan prduksi bioetanol yang berasal dari ubi cilembu dengan menggunakan enzim endogen yang terkandung di dalam ubi cilembu dan melakukan upaya untuk meningkatkan nilai perolehan etanol. Penelitian dilakukan dengan metode SFS selama 48 jam. Ubi cilembu ditambahkan dengan kecambah (kacang hijau dan kacang kedelai) dengan variasi konsentrasi (20%, 30%, 40%, 50%). Sampel hasil fermentasi diuji menggunakan HPLC untuk menghitung kadar etanol dan kadar glukosa yang tersisa. Pengujian awal sebelum fermentasi dilakukan menggunakan HPLC untuk mengetahui kadar glukosa awal yang terkandung pada ubi cilembu, kecambah kacang hijau, dan kecambah kacang kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kecambah kacang hijau dan kacang kedelai menyebabkan penurunan nilai yield etanol. Semakin tinggi konsentrasi kecambah pada substrat menyebabkan nilai yield etanol yang dihasilkan semakin berkurang.