








City branding merupakan salah satu bentuk pemasaran kota yang berkembang pesat
di era modern. Penerapannya bertujuan untuk meningkatkan atau mengubah citra
kota, mempromosikan identitas secara unik dan positif, serta meningkatkan daya
tarik kota bagi wisatawan, investor, maupun penduduk lokal. Kabupaten Tulang
Bawang Barat (Tubaba), yang terletak di Provinsi Lampung, merupakan salah satu
daerah yang telah menerapkan kebijakan city branding dengan cukup berhasil.
Dengan konsep branding kontemporer yang tetap berakar pada kebudayaan lokal,
Tubaba berhasil mengubah citra daerahnya sehingga menjadi salah satu destinasi
favorit wisatawan. Secara khusus daya tarik kota yang dikembangkan melalui city
branding menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi minat kunjungan
wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran city branding
terhadap minat kunjungan wisatawan dengan menggunakan pendekatan City Brand
Hexagon (presence, place, people, potential, pulse, prequesites) dan AIDA Model
(attention, interest, desire, action). Metode yang digunakan adalah pendekatan
campuran dengan dengan desain sequential exploratory, yang menggabungkan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut
dalam City Brand Hexagon, seperti Prensence, Place, dan Pulse, memiliki
pengaruh signifikan terhadap minat kunjungan wisatawan. Dengan atribut Pulse
yang memiliki pengaruh paling besar, sebanyak 79%. Di sisi lain atribut Potential,
People, dan Prerequisites memerlukan pengelolaan yang lebih strategis untuk
mengoptimalkan kontribusinya terhadap minat kunjungan wisatawan.