digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

City branding merupakan salah satu bentuk pemasaran kota yang berkembang pesat di era modern. Penerapannya bertujuan untuk meningkatkan atau mengubah citra kota, mempromosikan identitas secara unik dan positif, serta meningkatkan daya tarik kota bagi wisatawan, investor, maupun penduduk lokal. Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), yang terletak di Provinsi Lampung, merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan kebijakan city branding dengan cukup berhasil. Dengan konsep branding kontemporer yang tetap berakar pada kebudayaan lokal, Tubaba berhasil mengubah citra daerahnya sehingga menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan. Secara khusus daya tarik kota yang dikembangkan melalui city branding menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi minat kunjungan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran city branding terhadap minat kunjungan wisatawan dengan menggunakan pendekatan City Brand Hexagon (presence, place, people, potential, pulse, prequesites) dan AIDA Model (attention, interest, desire, action). Metode yang digunakan adalah pendekatan campuran dengan dengan desain sequential exploratory, yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut dalam City Brand Hexagon, seperti Prensence, Place, dan Pulse, memiliki pengaruh signifikan terhadap minat kunjungan wisatawan. Dengan atribut Pulse yang memiliki pengaruh paling besar, sebanyak 79%. Di sisi lain atribut Potential, People, dan Prerequisites memerlukan pengelolaan yang lebih strategis untuk mengoptimalkan kontribusinya terhadap minat kunjungan wisatawan.