digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Strategi investasi rotasi sektor merupakan salah satu contoh strategi investasi kontemporer. Tesis ini menganalisa efektivitas penggabungan strategi rotasi sektor untuk portofolio saham yang optimal, dengan tujuan memastikan strategi ini dapat meningkatkan pengembalian portofolio dibandingkan dengan indeks umum di Bursa Efek Indonesia seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45. Penelitian ini dimulai dengan menjelaskan definisi dari strategi rotasi sektor, yang melibatkan pengalihan investasi di antara berbagai sektor pasar berdasarkan siklus ekonomi yang bertujuan untuk memanfaatkan pergerakan siklus dalam kinerja sektor. Kemudian identifikasi siklus bisnis dari pertumbuhan PDB Indonesia yang mewakili pertumbuhan ekonomi, di mana berbagai siklus bisnis dibagi menjadi empat tahap. Keempat tahapan siklus bisnis tersebut adalah kontraksi awal, kontraksi akhir, ekspansi awal, dan ekspansi akhir, periode siklus bisnis diidentifikasi dimulai dari tahun 2018 hingga 2021. Lalu, pemilihan saham yang mewakili setiap identifikasi sektor di Bursa Efek Indonesia akan dianalisis dalam periode siklus bisnis penuh, yang diambil secara khusus dari daftar saham dalam LQ45. Kinerja saham di setiap sektor mewakili kinerja sektor tersebut selama periode siklus bisnis yang berbeda. Dari sana, portofolio saham dari berbagai sektor akan disusun dan akan berbeda dalam setiap siklus bisnis. Dari data return bulanan daftar saham yang dikumpulkan, lalu menggunakan matriks varians-kovarians dalam Microsoft Excel Solver dengan tujuan memaksimalkan rasio Sharpe, daftar portofolio saham dengan persentase alokasi tertentu dibuat untuk setiap fase siklus bisnis. Kinerja portofolio lalu dibandingkan dengan kinerja indeks IHSG dan LQ45. Hasil penelitian menunjukkan portofolio yang memanfaatkan strategi rotasi sektor mengungguli return portofolio dengan alokasi statis, terutama selama periode resesi ekonomi. Dengan menggunakan skenario investasi awal sebesar Rp 100 juta, portofolio yang secara khusus menggunakan strategi rotasi sektoral menghasilkan return sebesar 230,35% selama siklus bisnis penuh. Lebih unggul dibandingkan dengan return yang dihasilkan oleh investasi statis pada indeks LQ45 yang menghasilkan return sebesar -16,3%, dan investasi pada IHSG dengan return sebesar -4,42%.