Asam format, sebagai asam karboksilat paling sederhana, memiliki potensi besar
sebagai pembawa hidrogen karena efisiensi penyimpanannya yang tinggi dan
kemudahan dalam transportasi. Produksi berkelanjutan dari bahan baku terbarukan,
seperti glukosa, menawarkan prospek yang menjanjikan, terutama bagi negara yang
kaya sumber daya seperti Indonesia. Studi sebelumnya telah menunjukkan
kelayakan produksi asam format melalui oksidasi glukosa menggunakan hidrogen
peroksida, yang dapat dihasilkan langsung dari udara dalam air melalui katalisis
mangan (Mn), sehingga menghindari reaksi Fenton yang berbahaya. Dalam konteks
ini, ion tembaga (Cu?) dan mangan (Mn²?) diakui sebagai katalis yang efektif untuk
proses oksidasi ini. Proyek pengembangan ini menyelidiki otoksidasi glukosa
menjadi asam format atau etil format, dengan menggunakan udara sebagai oksidan
dan sistem katalitik berupa campuran Cu(II)-Mn(II) asetat. Variabel eksperimen
meliputi rasio Cu:Mn (1:10 dan 1:20), rasio Mg:Cl dalam agen pengering,
khususnya magnesium klorida (MgCl?) dan kalsium klorida (CaCl?) dengan
perbandingan 1:1 dan 1:2, serta persentase volume trietanolamin (TEOA) sebagai
agen pengompleks. Tujuan utama proyek pengembangan ini adalah untuk
mengevaluasi pengaruh variasi tersebut terhadap hasil etil format. Dalam
pengaturan eksperimen, glukosa dikombinasikan dengan campuran katalitik,
amina, agen pengering, dan basa dalam etanol. Udara diinjeksikan ke dalam sistem,
dan campuran tersebut didistilasi pada suhu sekitar 78 °C. Analisis titrimetri
mengungkapkan bahwa kondisi reaksi optimal dicapai dengan rasio Cu:Mn 1:10,
rasio Ca:Mg 1:1, dan volume TEOA 50%, menghasilkan perolehan (rendemen) etil
format sebesar 4,32% setelah 2,5 jam waktu reaksi. Temuan ini menegaskan potensi
produksi etil format atau asam format yang efisien dan berkelanjutan melalui proses
oksidasi katalitik ramah lingkungan.