digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Asam format, sebagai asam karboksilat paling sederhana, memiliki potensi besar sebagai pembawa hidrogen karena efisiensi penyimpanannya yang tinggi dan kemudahan dalam transportasi. Produksi berkelanjutan dari bahan baku terbarukan, seperti glukosa, menawarkan prospek yang menjanjikan, terutama bagi negara yang kaya sumber daya seperti Indonesia. Studi sebelumnya telah menunjukkan kelayakan produksi asam format melalui oksidasi glukosa menggunakan hidrogen peroksida, yang dapat dihasilkan langsung dari udara dalam air melalui katalisis mangan (Mn), sehingga menghindari reaksi Fenton yang berbahaya. Dalam konteks ini, ion tembaga (Cu?) dan mangan (Mn²?) diakui sebagai katalis yang efektif untuk proses oksidasi ini. Proyek pengembangan ini menyelidiki otoksidasi glukosa menjadi asam format atau etil format, dengan menggunakan udara sebagai oksidan dan sistem katalitik berupa campuran Cu(II)-Mn(II) asetat. Variabel eksperimen meliputi rasio Cu:Mn (1:10 dan 1:20), rasio Mg:Cl dalam agen pengering, khususnya magnesium klorida (MgCl?) dan kalsium klorida (CaCl?) dengan perbandingan 1:1 dan 1:2, serta persentase volume trietanolamin (TEOA) sebagai agen pengompleks. Tujuan utama proyek pengembangan ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi tersebut terhadap hasil etil format. Dalam pengaturan eksperimen, glukosa dikombinasikan dengan campuran katalitik, amina, agen pengering, dan basa dalam etanol. Udara diinjeksikan ke dalam sistem, dan campuran tersebut didistilasi pada suhu sekitar 78 °C. Analisis titrimetri mengungkapkan bahwa kondisi reaksi optimal dicapai dengan rasio Cu:Mn 1:10, rasio Ca:Mg 1:1, dan volume TEOA 50%, menghasilkan perolehan (rendemen) etil format sebesar 4,32% setelah 2,5 jam waktu reaksi. Temuan ini menegaskan potensi produksi etil format atau asam format yang efisien dan berkelanjutan melalui proses oksidasi katalitik ramah lingkungan.