digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 

ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 

ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 

ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 

ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 

ANITA YUSRINA KULSUM
EMBARGO  2028-06-05 


Zeolit H-SOD berhasil disintesis menggunakan abu daun bambu tanpa pre-treatment sebagai sumber silika dan limbah kaleng bekas sebagai sumber aluminium. Sintesis dilakukan melalui metode sol-gel dan hidrotermal pada suhu 90 °C. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh rasio mol SiO2/Al2O3 dan Na2O/Al2O3 serta waktu sintesis terhadap jenis zeolit yang terbentuk. Pengaruh rasio mol SiO2/Al2O3 diteliti dengan menjaga variabel lain tetap, yaitu waktu sintesis selama 4 jam dan rasio mol Na2O/Al2O3 sebesar 17. Hasil sintesis dengan rasio mol SiO2/Al2O3 = 5 menunjukkan terbentuknya zeolit H-SOD dengan fasa minor zeolit RHO yang bersifat metastabil. Pada rasio mol SiO2/Al2O3 = 7, diperoleh zeolit H-SOD sebagai fasa tunggal. Namun, ketika rasio mol SiO2/Al2O3 ditingkatkan menjadi 9, tidak terbentuk zeolit karena jumlah ion Na? dan OH? yang berperan dalam kristalisasi zeolit menjadi tidak mencukupi. Untuk mengetahui pengaruh rasio mol Na2O/Al2O3, sintesis dilakukan dengan rasio mol SiO2/Al2O3 = 7 serta variasi rasio mol Na2O/Al2O3 sebesar 17, 21, dan 25 selama 4, 12, dan 20 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit H-SOD fasa tunggal terbentuk pada rasio mol Na2O/Al2O3 = 17 untuk semua durasi sintesis. Sementara itu, pada rasio mol Na2O/Al2O3 = 21 dan 25, terbentuk campuran zeolit H-SOD dengan fasa minor zeolit RHO pada semua waktu sintesis. Dari hasil penelitian, kondisi optimum untuk memperoleh zeolit H-SOD fasa tunggal adalah rasio mol SiO2/Al2O3 = 7, Na2O/Al2O3 = 17, dan waktu sintesis 4 jam. Karakterisasi lebih lanjut menggunakan SEM-EDX menunjukkan bahwa zeolit H-SOD memiliki morfologi menyerupai terumbu karang (coral-like) dengan rasio mol Si/Al yang rendah, yaitu 1,28. Sebagai upaya pengembangan pembelajaran kimia material di tingkat SMA, dilakukan sintesis zeolit H-SOD dengan mengganti sumber aluminium dari kaleng bekas menjadi Al(OH)3. Sintesis dilakukan pada kondisi optimum, dan hasilnya menunjukkan bahwa zeolit H-SOD yang diperoleh memiliki karakteristik serupa dengan zeolit H-SOD dari sumber kaleng aluminium bekas. Namun, rasio Si/Al sedikit lebih tinggi, yaitu 1,32. Dengan demikian, modul sintesis zeolit H-SOD dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia di tingkat SMA, khususnya dalam memahami konsep stoikiometri untuk menghitung rasio mol prekursor dalam sintesis zeolit.