Abu daun bambu merupakan limbah biomssa yang melimpah di Indonesia dan dapat
dimanfaatkan untuk produksi zeolit. Pada penelitian ini, zeolit H-SOD disintesis
menggunakan abu daun bambu tanpa pre-treatment sebagai sumber silika dan limbah
kaleng bekas sebagai sumber alumunium. Sintesis dilakukan dengan metode sol-gel
dan hidrotermal pada suhu 90 °C. Rasio mol SiO?/Al?O? dan Na?O/Al?O? menentukan
terbentuknya tipe zeolit dengan fasa tunggal. Parameter rasio mol SiO?/Al?O? dan
Na?O/Al?O? dihitung berdasarkan pendekatan pada kandungan SiO? yang terdapat
pada abu daun bambu. Selain itu, waktu sintesis dioptimalkan agar pembentukan
kristal zeolit murni dapat diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
pengaruh rasio mol SiO2/Al2O3 dan Na2O/Al2O3 serta waktu sintesis terhadap tipe
zeolit yang terbentuk. Pengaruh rasio mol SiO?/Al?O? diteliti dengan kondisi reaksi
lain yang dibuat tetap yaitu waktu sintesis 4 jam dan rasio mol Na?O/Al?O? = 17. Hasil
sintesis zeolit rasio SiO?/Al?O? = 5 menunjukkan terbentuknya zeolit H-SOD bersama
fasa minor zeolit RHO yang bersifat metastabil. Rasio mol SiO?/Al?O? = 7
menghasilkan zeolit H-SOD fasa tunggal. Peningkatan rasio mol SiO?/Al?O? menjadi
9 tidak menghasilkan zeolit disebabkan oleh kurangnya ion Na? dan OH? yang
berperan dalam pembentukan kristal zeolit. Untuk mengetahui pengaruh rasio mol
Na?O/Al?O?, sintesis zeolit dilakukan menggunakan rasio mol SiO?/Al?O? = 7 dengan
variasi rasio mol Na?O/Al?O? 17, 21, dan 25 selama 4, 12, dan 20 jam. Hasil sintesis
menunjukkan pembentukan zeolit H-SOD fasa tunggal pada rasio mol Na?O/Al?O? =
17 untuk semua waktu reaksi (4, 12, dan 20 jam). Sampel dengan rasio mol
Na?O/Al?O? = 21 dan waktu sintesis 4 jam menghasilkan zeolit H-SOD dan zeolit RHO
sebagai fasa minor. Zeolit RHO berkurang pada sampel yang disintesis selama 12 jam,
sementara sampel yang disintesis selama 20 jam mengalami kerusakan pada kerangka
zeolit. Sintesis dengan rasio mol Na?O/Al?O? = 25 dan waktu sintesis 4, 12, dan 20
jam, menghasilkan zeolit H-SOD sebagai fasa utama dan zeolit RHO sebagai fasa
minor. Dari hasil penelitian, kondisi optimum untuk menghasilkan fasa tunggal zeolit
H-SOD adalah rasio mol SiO?/Al?O? = 7, Na?O/Al?O? = 17, dan waktu sintesis 4 jam.
Karakterisasi lebih lanjut menggunakan SEM-EDX untuk fasa tunggal H-SOD,
menunjukkan morfologi seperti terumbu karang (coral-like) dan rasio mol Si/Al
rendah sebesar 1.28. Sintesis zeolit H-SOD dari abu daun bambu dan Al(OH)?
dilakukan untuk menggantikan tahap pembuatan NaAlO? dari kaleng aluminium bekas
yang memakan waktu lama, sehingga proses sintesis dapat diterapkan dalam modul
pembelajaran tingkat SMA. Sintesis dilakukan dengan kondisi reaksi optimum yang sama. Hasil menunjukkan bahwa zeolit H-SOD yang dihasilkan memiliki karakteristik
serupa dengan sintesis menggunakan sumber kaleng aluminium bekas, namun rasio
Si/Al lebih tinggi yaitu 1.32. Dengan demikian, modul sintesis zeolit H-SOD ini dapat
diterapkan sebagai bagian dari pembelajaran kimia material di tingkat SMA, dengan
penekanan pada konsep stoikiometri untuk menghitung rasio mol prekursor dalam
sintesis zeolit.