digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transformasi digital telah menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung efisiensi operasional dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (MSME). Namun, tingkat adopsi teknologi digital oleh MSME masih rendah karena berbagai hambatan, baik teknis maupun non-teknis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi niat perilaku (behavioral intention) dan perilaku penggunaan (use behavior) Mahir Pricing Tools di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga merumuskan strategi untuk meningkatkan adopsi dan pemanfaatan alat tersebut secara efektif. Secara kuantitatif, survei dilakukan terhadap pengguna aktif dan potensial Mahir Pricing Tools untuk mengevaluasi faktor-faktor seperti performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition. Analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa performance expectancy merupakan faktor dominan dalam membentuk niat perilaku pengguna, di mana pengguna melihat alat ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas. Namun, kurangnya demonstrasi manfaat nyata, seperti ROI (Return on Investment), mengurangi persepsi kegunaannya. Selain itu, effort expectancy mengungkapkan bahwa pengguna merasa proses onboarding kurang membantu, meskipun alat ini dinilai cukup mudah digunakan. Faktor social influence, seperti rekomendasi rekan bisnis, terbukti signifikan dalam meningkatkan kepercayaan, tetapi masih terbatas implementasinya. Sementara itu, facilitating condition menunjukkan bahwa kurangnya pelatihan dan dukungan teknis menjadi hambatan utama, meskipun alat ini kompatibel dengan sebagian besar sistem operasional MSME.Secara kualitatif, wawancara mendalam dan analisis tematik dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman pengguna. Pengguna mengapresiasi fitur tertentu, seperti simulasi biaya dan perhitungan harga, tetapi merasa kesulitan memanfaatkan semua fitur akibat keterbatasan pelatihan dan dukungan teknis yang berkelanjutan. Selain itu, pengguna menginginkan alat yang lebih terintegrasi dengan sistem bisnis mereka, seperti manajemen inventaris atau sistem akuntansi. Berdasarkan temuan ini, strategi disusun menggunakan alat analisis seperti TOWS Matrix, Value Proposition Canvas, dan Perceptual Map. Strategi yang diusulkan meliputi: (1) menyederhanakan antarmuka alat dan menyediakan fitur “Quick Start” untuk mempermudah proses onboarding; (2) memperkuat pengaruh sosial melalui program duta merek, testimoni pengguna, dan acara komunitas; (3) menyediakan dukungan teknis berkelanjutan dengan fitur live chat dan chatbot berbasis AI, serta pelatihan reguler; (4) menampilkan manfaat yang dapat diukur, seperti ROI, langsung pada dashboard pengguna; dan (5) menargetkan segmen pasar tertentu dengan fitur yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan bisnis, seperti ritel dan manufaktur. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dan akademis. Secara praktis, rekomendasi ini membantu pengembang Mahir Pricing Tools dalam meningkatkan adopsi dan kepuasan pengguna. Secara akademis, penelitian ini menjadi dasar untuk studi lanjutan tentang adopsi teknologi di sektor MSME dan strategi pengembangan solusi digital yang lebih inklusif dan berbasis kebutuhan pengguna.