Pembangunan infrastrukur bawah tanah di Indonesia saat ini mulai meningkat, seperti telah dibangunnya kereta bawah tanah atau MRT. Pembangunan bawah tanah ini membutuhkan informasi tentang keadaan tanah dalam bentuk peta utilitas bawah tanah. Ketidak tersediannya peta utilitas bawah tanah ini dapat menghambat pembangunan, bahkan dapat menimbulkan bahaya. Pembangunan bawah tanah akan berhubungan dengan informasi di atas tanah, tidak hanya secara fisik tapi juga kepemilikan. Integrasi keduanya diperlukan terlebih dalam bentuk 3D dengan sistem Building Information Model atau BIM tentunya akan lebih bermanfaat.
Pembuatan peta 3D di atas tanah dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, diantaranya dengan menggunakan foto dari pesawat udara tanpa awak atau PUTA. Sedangkan pembuatan peta utilitas bawah tanah dapat dilakukan dengan metode Ground Penetrating Radar atau GPR. Pada penelitian ini dilakukan uji akurasi dari integrasi kedua metode tersebut dalam bentuk 3D dengan mengambil studi area Asrama ITB-Jatinangor. Hasil penelitian, Peta 3D PUTA selaras dengan Peta Utilitas dari GPR pada skala 1:1000 dengan akurasi horisontal < 0.2 m dan akurasi vertikal < 0.06 m. Integrasi dalam sistem BIM ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengelola aset dan juga perencanaan pembangunan berkelanjutan di Asrama ITB-Jatinangor.