digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor bauksit dengan kebijakan hilirisasi sebagai strategi nasional untuk meningkatkan nilai tambah komoditas. Hilirisasi bauksit berkontribusi pada peningkatan ekspor hidrat sebesar 41,4% per tahun, sekaligus mengurangi impor hingga 19,7%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kelayakan ekonomi pembangunan pabrik pengolahan bauksit menjadi hidrat dengan memanfaatkan metode Real Options Analysis (ROA). Metode ini digunakan untuk melengkapi evaluasi menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), dengan mempertimbangkan ketidakpastian dari volatilitas harga bauksit dan hidrat serta mengidentifikasi fleksibilitas dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil analisis DCF menyatakan bahwa Skenario 1 (penjualan langsung bauksit) menghasilkan NPV USD 6.044.624 dan IRR 35,93% dengan waktu pengembalian 3 tahun 8 bulan. Skenario 2 (integrasi pembangunan pabrik dan penjualan hidrat) menyatakan NPV USD 15.313.846 dan IRR 10,90%, dengan waktu pengembalian 13 tahun 8 bulan. Metode ROA meningkatkan nilai proyek dengan option value sebesar USD 21.575.808 pada Skenario 1 dan USD 283.187.959 pada Skenario 2 jika rencana investasi dieksekusi saat ini. Waktu tunda optimal Skenario 1 tidak lebih dari 4 tahun untuk mendapatkan potensi keuntungan option premium sebesar USD 49.848.926, sementara Skenario 2 memiliki proyeksi waktu tunda yang lebih panjang untuk memaksimalkan keuntungan option premium sebesar USD 351.897.432 dan menyesuaikan strategi dengan dinamika pasar. Risiko terbesar berdasarkan analisis sensitivitas dari faktor paling berpengaruh terhadap NPV pada kedua skenario adalah harga jual komoditas. Dibandingkan penjualan bauksit, pendapatan hidrat sekitar 1,7 kali lipat lebih tinggi dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 15,13%.