digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Binungan Mine Operations adalah salah satu site operasional PT.Berau Coal, salah satu perusahaan pertambangan batu-bara terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur. Pada tahun 2024, target produksi pada site Binungan adalah sekitar 44% dari total target produksi perusahaan dan masih akan terus meningkat pada tahun-tahun kedepan, hal tersebut menjadikan site Binungan sebagai area yang kritikal bagi perusahaan dalam mencapai target produksi batu bara. Pit Z adalah salah satu pit pada site Binungan dengan cadangan batubara yang besar, estimasi cadangan batubara pada Pit Z berdasarkan data Life of Mine (LOM) adalah sekitar 10,77 Juta Metrik Ton. Kondisi saat ini terjadi kerusakan pada unit crusher di crushing station pada aktivitas crushing baru-bara Pit Z, investigasi lebih lanjut ditemukan bahwa penyebab kerusakan tersebut adalah nilai Hardgrove Grindability Index (HGI) batu-bara Pit Z (29 – 36) yang lebih rendah dari spesifikasi unit crusher di crushing station (HGI ? 40). HGI adalah ukuran ketahanan batubara terhadap aktivitas penghancuran, semakin kecil nilai HGI, semakin sulit karakteristik batubara untuk dihancurkan. Aktivitas crushing batu-bara adalah aktivitas kritikal pada operasional perusahaan, ganguan pada aktivitas ini tentunya akan berdampak pada bisnis proses perusahaan secara keseluruhan, sehingga solusi segera terhadap permasalah yang ada sangat dibutuhkan, karena keterlambatan penyelesain masalah tidak akan hanya mempengaruhi operasional penambangan pada Pit Z, tetapi site Binungan secara keseluruhan. Berdasarkan penilaian teknis dan pemilihan alternatif solusi bisnis serta analisis keuangan dari solusi yang diusulkan, PT. Berau Coal berencana untuk menginvestasikan Rp.35,7 Milyar untuk pembanguan new crushing station (CR 11 Upgrade) sebagai solusi terhadap permasalahan yang ada. Research ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan fiannasial pada scenario pembangunan new crushing station, metode yang digunakan pada analisa adalah Discounted Cashflow Method (DCF) dengan Incremental cost. Pembangunan new crushing station mengahasilkan parameter finansial sebagai berikut NPV Rp. 12,356 Milyar, Profitability Index (PI) 1,35, IRR 22,20%, Payback Period 2,75 tahun dan Discounted Payback Period 3,26 tahun. Analisa senstivitas menujukan bahwa produksi batubara adalah parameter paling sensitif terhadap fluktuasi NPV, dimana perubahan parameter ± 20% akan mengakibatkan fluktuasi NPV ± 88,39%. Selain itu, berdasarkan Scenario Analysis dan Monte Carlo Simulations didapat bahwa scenario terburuk menghasilkan NPV Rp. 8,055 Milyar dan scenario terbaik menghasilkan NPV 15,831 Milyar, serta probabilitas NPV < 0 adalah 2,05% dan NPV > Base Case adalah 46,96%. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi proyek layak secara finanasial, proyek akan meghasikan keuntungan bagi perusahaan bahkan pada kondisi terburuk. Sehingga sangat direkomendasikan bagi PT. Berau Coal dalam mengimplementasikan proyek.