Sistem kelistrikan di wilayah Batam-Bintan memiliki tantangan unik dalam
menghadapi penetrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kajian ini
bertujuan untuk menganalisis kestabilan sistem kelistrikan di wilayah tersebut
dengan mempertimbangkan lima indikator utama: inersia sistem, ramp rate sistem,
technical minimum loading, indeks kekuatan sistem, dan reserve margin sistem.
Penelitian ini dilakukan melalui simulasi berbasis perangkat lunak analisis
kelistrikan untuk mengevaluasi dampak penetrasi PLTS pada stabilitas, keandalan,
dan fleksibilitas operasional sistem.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penetrasi PLTS memberikan dampak
signifikan pada dinamika inersia sistem, yang berimplikasi pada respons frekuensi
awal. Selain itu, ramp rate sistem mengalami peningkatan kebutuhan penyesuaian
untuk mengakomodasi fluktuasi daya PLTS. Technical minimum loading dari
pembangkit konvensional menjadi perhatian penting karena memengaruhi efisiensi
operasi. Indeks kekuatan sistem juga menunjukkan penurunan pada beberapa
skenario penetrasi tinggi, yang berpotensi memengaruhi kestabilan tegangan. Di
sisi lain, reserve margin sistem memperlihatkan perubahan yang bergantung pada
pola beban dan kontribusi daya PLTS.
Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis untuk pengelolaan
penetrasi PLTS melalui peningkatan kapasitas cadangan sistem, pengembangan
teknologi penyimpanan energi, dan optimalisasi pengaturan operasi pembangkit.
Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem kelistrikan Batam-Bintan dapat
mengintegrasikan PLTS secara berkelanjutan tanpa mengorbankan keandalan dan
stabilitas sistem