Kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi sejak Agustus hingga November tahun
2015 telah menyebabkan bencana lingkungan di Indonesia. Kebakaran hutan
melepaskan partikel aerosol yang dapat menyebabkan penurunan visibilitas,
kerusakan lingkungan, dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Kebakaran
hutan juga melepaskan emisi karbon seperti karbon monoksida (CO). Oleh karena
itu, dilakukan simulasi sebaran asap kebakaran hutan di Pulau Sumatera pada tahun
2015 untuk memprediksi arah sebaran asap kebakaran hutan serta membandingkan
performa Model WRF-Chem terhadap data Fire INventory from NCAR (FINN)
versi 1.5 dan versi 2.5.
Penelitian ini menggunakan model prediksi cuaca numerik yang mengintegrasikan
parameter kimia, yaitu Model Weather Research Forecasting-Chemistry (WRF
Chem). Model ini memungkinkan simulasi emisi dan transportasi asap dari
kebakaran hutan. Data inisial dan boundary yang digunakan dalam penelitian ini
adalah The National Centers for Environmental Prediction (NCEP) Final (FNL)
untuk model atmosfer global, sementara inventaris FINNv2.5 digunakan sebagai
data input untuk emisi kebakaran hutan.
Hasil penelitian menunjukkan arah persebaran asap kebakaran hutan di Pulau
Sumatera mirip dengan arah pergerakan cintra Satelit Himawari-8 menggunakan
komposit True Color RGB. Arah persebaran asap hasil simulasi Model WRF-Chem
bergerak ke arah barat laut, utara timur laut, dan timur laut. Sehingga menyebabkan
asap kebakaran hutan menyebar hingga ke Singapura. Hasil perbandingan performa
Model WRF-Chem terhadap inventaris FINNv1.5 dan FINNv2.5 menghasilkan
bahwa hasil dari inventaris FINNv2.5 masih kurang konsisten nilai ???????????????? WRF
FINNv2.5 untuk variabel kecepatan dan arah angin overestimasi, serta untuk
variabel suhu dan kelembaban relatif underestimasi dibandingkan dengan hasil
keluaran model WRF-FINNv1.5.