Perbankan hijau, sebuah strategi penting di sektor keuangan,
mendapatkan momentum karena bertujuan untuk menyeimbangkan
keberlanjutan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi. Pendekatan
ini, di mana bank mempromosikan perilaku berkelanjutan di antara
para nasabahnya, membiayai proyek-proyek ramah lingkungan, dan
menerapkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan, memiliki potensi
yang signifikan untuk mengatasi tantangan lingkungan yang
mendesak di Indonesia. Dengan berfokus pada persepsi generasi
muda dalam mendorong inisiatif-inisiatif ini, studi ini tidak hanya
menyoroti peran penting mereka, tetapi juga memberikan harapan
untuk memajukan keberlanjutan lingkungan dan keuangan. Potensi
perbankan hijau untuk mengatasi tantangan-tantangan ini sangat
besar, dan penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang
berharga dengan mengkaji bagaimana aktivitas perbankan hijau
mempengaruhi kinerja lingkungan bank-bank di Indonesia, dengan
penekanan pada persepsi generasi muda.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang ketat untuk
memastikan keandalan temuan-temuannya. Dengan menggunakan
kuesioner terstruktur, data dikumpulkan dari 314 bankir muda
Indonesia, untuk memastikan representasi yang beragam dari
demografi yang lebih muda dalam sektor keuangan. Berdasarkan
skala Likert, kuesioner tersebut mengevaluasi kinerja lingkungan
hidup, kegiatan perbankan hijau, dan sumber pembiayaan hijau.
Hipotesis diuji dengan menggunakan pemodelan persamaan
struktural (SEM) dengan program SmartPLS, dan korelasi antar
variabel dianalisis secara ketat. Temuan dari penelitian ini dapat
secara signifikan berdampak pada keberlanjutan keuangan, hasil
lingkungan, dan praktik perbankan, yang menekankan pentingnya
penelitian ini dan hasil yang dapat diandalkan.
Studi ini menemukan hubungan yang kuat dan positif antara kegiatan
perbankan hijau dan kinerja lingkungan bank, yang menunjukkan
bahwa elemen-elemen ini saling memperkuat satu sama lain. Selain
itu, pembiayaan hijau diidentifikasi sebagai mediator utama dalam
hubungan ini. Studi ini menggambarkan bahwa kegiatan-kegiatan
seperti mengurangi konsumsi kertas, mempromosikan internet
banking, dan memberikan pinjaman untuk proyek-proyek ramah
lingkungan secara signifikan meningkatkan kinerja lingkungan bank.
Kesimpulannya, kegiatan perbankan hijau mendorong peningkatan
kinerja lingkungan bank, dengan pembiayaan hijau yang bertindak
sebagai mediator penting. Hal ini menekankan pentingnya
memasukkan inisiatif hijau ke dalam sektor perbankan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keterlibatan
aktif generasi muda dalam mempromosikan dan
mengimplementasikan proyek-proyek ini sangat penting untuk
keberhasilan jangka panjang.
Penelitian ini unik karena mengeksplorasi wilayah yang sebelumnya
belum dipetakan dengan menganalisis persepsi generasi muda bankir
Indonesia mengenai dampak keuangan hijau dengan menggunakan
SEM. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana
kegiatan perbankan hijau dapat meningkatkan kinerja lingkungan dan
mendukung praktik-praktik berkelanjutan di negara-negara
berkembang. Studi ini memperdalam pemahaman kita tentang
bagaimana dinamika generasi mempengaruhi adopsi dan efektivitas
solusi perbankan hijau, menggarisbawahi pentingnya persepsi para
bankir muda terhadap isu ini.