ABSTRAK Fauziah Fitri Agnia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia. Proses
produksi minyak sawit diawasi oleh pemerintah melalui Sertifikasi Nasional Indonesia
(SNI). Pemerintah telah menetapkan standar mutu untuk memastikan kualitas minyak
sawit yang layak dipasarkan sesuai dengan ketentuan SNI. Pada penelitian ini, fokus
pembahasan terletak pada salah satu parameter penting dalam SNI, yaitu bilangan yodium
(IV), DOBI (Deterioration of Bleachability Index), dan Karoten. Bilangan yodium
mengukur tingkat ketidakjenuhan asam lemak bebas dalam minyak sawit. Semakin tinggi
nilai yodium, semakin rendah tingkat ketidakjenuhan asam lemak bebas, yang
menunjukkan kualitas minyak sawit yang lebih baik. Uji DOBI diperlukan untuk
mengukur kemampuan minyak kelapa sawit mentah dalam menjalani proses pemucatan
(Bleaching). Pemucatan adalah proses penghilangan warna dari minyak, yang merupakan
langkah penting dalam menghasilkan minyak dengan kualitas kejernihan dan kebersihan
yang tinggi. Beta-karoten, salah satu jenis karotenoid, berfungsi sebagai provitamin A
yang dapat diubah menjadi vitamin A aktif setelah metabolisme dalam tubuh. Kandungan
beta-karoten dalam minyak sawit memengaruhi warna minyaknya, dan seberapa jernih
minyak tersebut. Tipe kelapa sawit yang diujikan meliputi tipe CPO (Crude Palm Oil),
CPKO (Crude Palm Kernel Oil), RDPO (Refined Bleaced Deodorized Oil), dan RBDPKO
(Refined Bleaced Deodorized Kernel Oil), digunakan total 153 sample yang diujikan pada
tugas akhir ini. Dalam penelitian ini, digunakan dua metode untuk menentukan nilai
yodium, yaitu metode titrasi konvensional (Wijs) dan metode spektroskopi Raman sebagai
pendekatan modern. Titrasi melibatkan reaksi kimia dengan sampel dan membutuhkan
waktu sekitar satu hingga dua jam untuk memperoleh hasil. Di sisi lain, spektroskopi
Raman menggunakan panjang gelombang 785 nm yang dipaparkan ke sampel dalam
ruang tertutup. Pengukuran dengan metode Raman diharapkan memiliki potensi dapat
menggantikan metoda konvensional karena proses pengambilan data jauh lebih cepat dan
metoda ini juga tidak memerlukan keterlibatan larutan kimia reaktif sehingga
pengambilan data lebih efisien dari segi keamanan serta jangka waktu yang dibutuhkan
dibandingkan dengan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dari
spektroskopi Raman memiliki tingkat akurasi yang mendekati hasil titrasi Wijs. Nilai
yodium untuk CPO didapatkan rentang 53 ? 60; CPKO 14 ? 19,7; RBDPO 51,3 ?
61,7; dan RBDPKO 17,2 ? 19,7. DOBI yang didapatkan melalui percobaan tanpa
pemanasan menghasilkan rentang 1,9 ? 2,4; dengan pemanasan satu kali 0 ?
0,688; dan pemanasan dua kali 0 ? 0,198. Nilai Karoten yang diperoleh masih belum mendapatkan keluaran yang memuaskan melalui metoda pre-processing yang digunakan
pada penelitian in sebagaimana keluaran terlalu menyebar, oleh karena itu masih belum
didapatkan data yang cukup baik untuk disimpulkan. Hasil yang diberikan oleh metoda
pengukuran melalui Spektroskopi Raman sudah menunjukkan nilai yang cukup baik
dibandingkan dengan hasil melalui metoda konvensional, dinyatakan dengan nilai Mean
Absolute Error rata-rata berada di bawah angka 5. Dari hasil yang diperoleh, minyak
sampel yang diberikan sesuai dengan standar yang diberikan oleh Standar Nasional
Indonesia.